UPdates—Bagi pejabat pemerintah, disebut tidak berperasaan merupakan risiko pekerjaan. Namun Albania telah memilih untuk mengubah hinaan itu menjadi kualitas positif, dengan menunjuk seorang menteri AI.
You may also like : 
Habiburokhman Jamin RUU KUHAP tidak Melemahkan KPK
Bukan menteri kecerdasan buatan. Melainkan, seorang anggota kabinet yang, secara harfiah, merupakan hasil karya AI.
Anggota baru ini, layaknya bintang pop, dikenal hanya dengan nama tunggal: Diella.
Perdana Menteri Edi Rama memperkenalkannya sebagai anggota kabinet barunya pada hari Kamis waktu setempat, empat bulan setelah mengamankan masa jabatan keempatnya dalam pemilihan umum bulan Mei.
Namun, langkah tersebut lebih bersifat simbolis daripada resmi, karena konstitusi Albania menegaskan bahwa menteri pemerintah haruslah warga negara yang kompeten secara mental dan berusia minimal 18 tahun.
Namun, keuntungan menunjuk bot dibandingkan manusia sudah jelas.
Diella, yang namanya berarti matahari dalam bahasa Albania, kecil kemungkinannya menjadi sumber kebocoran informasi yang tidak menyenangkan tentang pemerintah.
Ia hanya akan haus kekuasaan dalam arti listrik yang dikonsumsinya. Dan skandal pengeluaran yang merugikan tampaknya mustahil.
Faktanya, korupsi adalah hal terpenting dalam pikiran Rama ketika ia menjadikan Diella bagian dari timnya sebagai menteri pengadaan publik.
Perannya adalah memastikan bahwa Albania akan menjadi negara di mana tender publik 100% bebas dari korupsi.
"Kami bekerja dengan tim yang brilian, yang tidak hanya berasal dari Albania tetapi juga internasional, untuk menghasilkan model AI lengkap pertama dalam pengadaan publik," ujar perdana menteri kepada BBC sebagaimana dilansir keidenesia.tv pada Sabtu, 13 September 2025.
"Kami tidak hanya akan menghapus semua potensi pengaruh pada penawaran umum – kami juga akan membuat prosesnya jauh lebih cepat, jauh lebih efisien, dan sepenuhnya akuntabel," lanjutnya.
Diella telah bekerja di Albania bahkan sebelum "penunjukan" pemerintah. Peran pertamanya adalah sebagai asisten virtual bertenaga AI, yang memandu para pelamar melalui proses untuk mendapatkan dokumen resmi.
Rama membanggakan bahwa Diella telah membantu lebih dari satu juta aplikasi di platform e-Albania. Namun visinya untuk peran AI di pemerintahan jauh lebih besar daripada sekadar chatbot.
Ia berbicara tentang melompati negara-negara yang lebih besar dan lebih maju, yang masih terkunci dalam cara kerja tradisional.
Reaksi terhadap peran baru Diella, tentu saja, beragam. Partai Demokrat yang beroposisi telah menyebut inisiatif tersebut konyol dan inkonstitusional.
Namun, yang lain optimistis dengan hati-hati.
Pendiri perusahaan jasa keuangan Balkans Capital, Aneida Bajraktari Bicja, mencatat bahwa Edi Rama sering mencampuradukkan reformasi dengan sandiwara, sehingga wajar jika orang bertanya-tanya apakah ini simbolisme.
Namun, ia mengatakan bahwa "'Menteri AI' dapat bersifat konstruktif jika dikembangkan menjadi sistem nyata yang meningkatkan transparansi dan kepercayaan dalam pengadaan publik.
Para pakar antikorupsi juga telah mencatat potensi penerapan AI untuk meminimalkan korupsi.
"AI masih merupakan alat baru – tetapi jika diprogram dengan benar, ketika Anda mengajukan penawaran secara daring, Anda dapat melihat dengan jelas dan lebih dekat apakah suatu perusahaan memenuhi persyaratan dan kriteria," kata Dr. Andi Hoxhaj dari King's College London.
Spesialis korupsi, dan supremasi hukum di Balkan Barat itu yakin kemajuan pesat Albania dalam perundingan aksesi Uni Eropa dan dorongan dari Brussels untuk menyelesaikan negosiasi pada tahun 2027 menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki insentif yang kuat untuk memberantas korupsi.
"Banyak yang dipertaruhkan. Prasyarat utama dari Uni Eropa adalah memberantas korupsi. Jika [Diella] merupakan kendaraan atau mekanisme yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, hal itu layak untuk dikaji," ujarnya.
Edi Rama tidak menyangkal adanya unsur publisitas dalam pernyataannya yang terbaru. Namun, ia menegaskan bahwa ada niat serius di balik presentasi yang jenaka tersebut.
"Hal ini memberi tekanan pada anggota kabinet dan lembaga nasional lainnya untuk bertindak dan berpikir berbeda. Inilah keuntungan terbesar yang saya harapkan dari menteri ini," ujarnya.
Dengan kata lain, para menteri harus berhati-hati: AI juga dapat merenggut pekerjaan mereka.
