UPdates - Setiap tanggal 25 Februari, masyarakat di dunia memperingati Hari Hening. Hari ini dirayakan sebagai pengingat untuk menghentikan sejenak aktivitas sehari-hari, memberi ruang bagi ketenangan yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
Disadur Keidenesia dari laman National Today, Selasa, 25 Februari 2025, keheningan, dalam banyak budaya dan agama, dianggap sebagai bentuk doa dan meditasi. Sebagian besar ajaran spiritual menganjurkan ketenangan untuk meraih kesejahteraan emosional dan fisik.
Melalui momen-momen hening, kita bisa lebih dekat dengan diri sendiri, lebih peka terhadap suara dalam diri, dan terhubung dengan dunia di sekitar kita.
Hari Hening juga mengingatkan kita akan praktik meditasi yang telah ada sejak ribuan tahun, seperti retret 'vipassana' di Asia, termasuk India, di mana peserta menghabiskan waktu berhari-hari dalam keheningan, berfokus pada perenungan dan pengamatan terhadap diri dan dunia. Praktik ini, yang berarti 'melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,' terbukti membawa kedamaian dan pemahaman yang mendalam.
Meskipun Hari Hening hanya diperingati dalam sehari, nilai-nilai ketenangan yang diajarkan dalam retret meditasi bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hari ini adalah kesempatan untuk memberi diri kita waktu untuk refleksi, mengistirahatkan pita suara, dan mendengarkan dunia sekitar dengan lebih penuh perhatian.
Di tengah kehidupan yang penuh dengan suara dari TV, radio, dan interaksi sosial, Hari Hening adalah ajakan untuk memperlambat langkah, mengelilingi diri kita dengan kedamaian, dan membuka pikiran terhadap pengalaman baru yang lebih bermakna.
