UPdates - Urban Farming alias pertanian perkotaan menjadi sebuah gerakan yang berkembang cukup masif di Kota Makassar dalam beberapa bulan terakhir.
You may also like : Peringatan Dini BMKG Makassar Jumat, 1 November 2024: Waspada Hujan Disertai Petir di Sulsel
Gerakan ini memanfaatkan lahan terbatas, seperti halaman rumah, atap gedung, dan ruang terbuka lainnya untuk bercocok tanam. Tujuannya adalah untuk memproduksi makanan segar maupun sehat bagi masyarakat di perkotaan, serta mengurangi jejak karbon dan meningkatkan kesadaran lingkungan.
You might be interested : Toko Pernak-pernik Natal di Makassar Mulai Diserbu Warga, Pedagang Beri Diskon 20%
Wali Kota Makassar Periode 2025-2030, Munafri Arifuddin melihat urban farming sebagai hal yang sangat positif. Dia menilai bahwa gerakan ini dapat menjadi solusi mengurangi sampah, sekaligus menjadi sumber pendapatan masyarakat.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar membuat program Tanami Tanata’ untuk mendukung urban farming. Tak hanya warga, program ini mulai menyasar industri perhotelan yang ada di Tanah Daeng.
Disadur dari Instagram @munafriarifuddin pada Rabu, 9 Juli 2025, Wali Kota Makassar menyatakan daerahnya telah darurat sampah. Pengelolaan sampah pun harus menjadi gerakan kolaboratif antar stakeholders yang tak tak dapat lagi ditunda.
Pemkot Makassar lantas mengumpulkan seluruh General Manager (GM) hotel untuk mengikuti sosialisasi dan pelatihan pengolahan sampah organik. Salah dua hasil olahannya adalah menjadi eco enzyme dan maggot yang ramah lingkungan, bernilai ekonomi, hingga menekan biaya operasional hotel.
Munafri Arifuddin optimistis, program Tanami Tanata’ dapat menopang gerakan urban farming, menggerakan ekonomi rumah tangga, dan mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bila dikelola secara konsisten.