The K Facts - Kita mengenalnya dengan nama Mahfud MD, lelaki asal Sampang, Madura yang mempersembahkan hidupnya untuk republik ini.
You may also like : Beda Barang Sitaan dan Barang Rampasan, Ini Penjelasan KPK
Dari ruang kuliah sebagai akademisi, hingga ruang kuasa sebagai menteri, pria bernama lengkap Mohammad Mahfud Mahmodin ini selalu hadir dengan kata-kata yang tajam. Kadang menenangkan, tapi lebih sering menohok.
Rekam jejaknya panjang. Guru besar bidang politik hukum ini pernah mengenyam tanggung jawab sebagai Menteri Pertahanan di era pemerintahan Gus Dur. Ia bahkan kala itu rangkap jabatan sebagai Menteri Kehakiman dan HAM.
Tak hanya sebagai rektor dan legislator di Senayan, Mahfud juga pernah menjabat dua periode sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, hingga Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan di era pemerintahan Jokowi.
Dari setiap jabatan, satu hal yang tak pernah ia lepaskan: keberanian untuk bersuara.
Di negeri di mana hukum sering kali tunduk pada kuasa, Mahfud berdiri sebagai pengingat. Ia kerap menyebut hukum ibarat pedang yang tumpul ke atas.
Penegakan hukum di negeri ini menurutnya sering dipermalukan justru oleh mereka yang seharusnya menjaganya.
Pernyataannya kerap menuai kontroversi, namun sesungguhnya itulah keberanian, meski sering membuat kuping penguasa memerah.
Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan operasi tangkap tangan terhadap Wakil Menteri Tenaga Kerja, Mahfud riang.
Baginya, ini bukti bahwa hukum di negeri ini masih berdenyut, meski sesak oleh tekanan politik dan kepentingan.
Ia menyebut operasi senyap KPK itu sebagai pelajaran berharga, bahwa jabatan tinggi bukan imunitas dari hukum.
Dalam sejarah panjang Indonesia yang penuh kompromi, Mahfud hadir bak palu godam di meja persidangan opini publik.
Ia tahu, suara kerasnya tidak selalu membuat semua orang senang, tetapi diam, baginya adalah sebuah pengkhianatan.
Dan di tengah gelapnya ruang penegakan hukum, suara lantang Mahfud adalah pelita yang masih terus menyala.