UPdates—Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu diperkirakan akan menyampaikan kepada Presiden AS, Donald Trump serangkaian opsi militer untuk menghadapi Iran selama pertemuan mereka pada 29 Desember di negara bagian Florida, AS.
You may also like : 
UNRWA Sebut Gaza Saat Ini Sudah Seperti Neraka, Israel Lanjutkan Serangan Brutalnya
Stasiun penyiaran publik Israel, KAN, mengutip sumber-sumber yang mengetahui informasi tersebut dan berbicara kepada NBC News, mengatakan Netanyahu akan menyampaikan kepada Trump informasi intelijen terbaru tentang perkembangan program rudal balistik Iran.
You might be interested : 
Deklarasi Menang Perang, Pemimpin Tertinggi Iran Sebut Israel Hampir Runtuh
Fokus Israel meningkat pada program tersebut dibandingkan dengan program nuklir, di tengah meningkatnya ancaman Iran dan upaya Teheran untuk membangun kembali kemampuan rudal dan pertahanan udaranya.
Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa Tel Aviv mengklaim Iran mempercepat rehabilitasi fasilitas produksi yang rusak akibat serangan sebelumnya, sementara secara bersamaan berupaya memulihkan sistem pertahanan udaranya.
“Skenario yang dibahas berkisar dari serangan unilateral Israel, hingga mendapatkan dukungan terbatas dari AS, hingga melakukan operasi militer gabungan — hingga langkah langsung AS terhadap target di dalam Iran,” demikian laporan tersebut sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Anadolu, Minggu, 21 Desember 2025.
Laporan itu menyebut bahwa Tel Aviv memperkirakan bahwa produksi rudal balistik Iran yang diperbarui dapat meningkat hingga 3.000 per bulan jika tidak dikendalikan.
Dalam konteks yang sama, penyiar tersebut mengatakan pertemuan itu juga diharapkan membahas program nuklir Iran, khususnya rehabilitasi fasilitas pengayaan, serta isu-isu terkait pendanaan dan persenjataan kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Teheran di kawasan tersebut.
KAN mengutip mantan pejabat AS yang memperingatkan bahwa setiap ketidaksepakatan atau kemunduran dalam menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza dapat memengaruhi kesediaan Trump untuk memberikan dukungan penuh untuk setiap tindakan militer baru terhadap Iran.
Israel melancarkan serangan mendadak ke Teheran pada 13 Juni, menargetkan situs militer, nuklir, dan sipil serta komandan militer senior dan ilmuwan nuklir.
Teheran melancarkan serangan balasan berupa rudal dan drone. AS kemudian membom tiga situs nuklir Iran. Konflik 12 hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang disponsori AS yang mulai berlaku pada 24 Juni.
