UPdates—Polisi mengungkap kronologi terbongkarnya kasus perjudian online yang melibatkan oknum pegawai Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) yang kini sudah menyeret belasan tersangka.
Semua bermula dari pengungkapan kasus judi online Sultan Menang. Dua orang yang ditangkap "bernyanyi" dan polisi pun melakukan pengembangan.
Dari situlah ditemukan adanya keterlibatan oknum pegawai Kementerian Digital yang membantu para pemilik website judi online agar tidak diblokir.
Penyidik kemudian melakukan pengembangan dan berhasil melakukan penangkapan terhadap 15 orang pelaku, termasuk melakukan penggeledahan terhadap kantor satelit di Ruko Galaxy di daerah Bekasi Selatan.
Ruko yang digunakan para tersangka di Grand Galaxy sebagai kantor satelit itu sebelumnya berlokasi di wilayah Tomang, Jakarta Barat. Kemudian sejak bulan Januari 2024, kantor tersebut dipindahkan ke Ruko Galaxy di Bekasi Selatan.
Dari 15 orang yang sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka itu, 11 orang diantaranya merupakan oknum pegawai Komdigi. Sementara empat orang lainnya dari sipil.
"Oknum pegawai Kementerian Digital membantu agar website yang dikelola oleh para pemilik website judi online untuk tidak diblokir," jelas Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs Polda Metro Jaya, Rabu, 6 November 2024.
Wira menjelaskan, berdasarkan pengakuan tersangka bahwa kantor satelit di Bekasi itu dikendalikan oleh tiga orang tersangka berinisial AK, AJ, dan A, yang kemudian mempekerjakan 12 orang pekerja.
Dari 12 orang tersebut, delapan orang bertugas sebagai operator, dan empat orang bertugas sebagai admin. Tugas dari 12 orang itu yakni list atau daftar web judi online, yang kemudian difilter oleh Tersangka AJ menggunakan akun telegram milik tersangka AK dengan maksud tertentu.
"Agar website yang telah menyetorkan uang, yang mana uang tersebut sudah disetor setiap dua minggu sekali, akan dikeluarkan dari list tersebut. Setelah list website yang sudah dibersihkan, maka AK akan mengirim daftar web ataupun list web judi online tersebut kepada tersangka R untuk dilakukan pemblokiran," jelas Wira.
Menteri Komunikasi dan Digital atau Komdigi, Meutya Hafid di hadapan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyebut kejadian ini sebagai pil pahit bagi kementerian yang dipimpinnya.
Meski begitu, Meutya menyatakan, Komdigi berkomitmen untuk terbuka dalam mengungkap kasus judi online yang melibatkan pegawainya. Politikus Golkar itu menegaskan Kementerian Komdigi akan terbuka dengan seluruh upaya pengembangan penyidikan.
"Berapa kali pun kepolisian harus datang, seberapa lama pun mereka harus datang dan meneliti di kantor kami, kami membuka pintu selebar-lebarnya," tegasnya di depan DPR.
Seluruh pegawai Kemkomdigi sudah diperintahkan agar mendukung aparat hukum dalam proses penyidikan. Kementerian juga sudah menonaktifkan 11 pegawai yang terlibat.