UPdates—Kekhawatiran terjadinya pernikahan sedarah menghantui warga Belanda. Itu setelah 85 pria dilaporkan menjadi ayah dari lebih dari 1.000 anak dengan sistem donasi sperma.
You may also like : 
Demonstran Pro-Palestina Bentrok dengan Suporter Klub Israel Maccabi Tel Aviv di Amsterdam
Yang paling menonjol dari para pria ini adalah Jonathan Meijer, yang menjadi ayah dari sedikitnya 550 pria dan bahkan mungkin sebanyak 1.000 anak.
Skandal tersebut terungkap pada tahun 2023, yang memicu perubahan hukum yang memperketat aturan.
Para pendonor dan ibu kini terdaftar dalam basis data nasional pusat, yang sebelumnya hanya dikaitkan dengan sebuah klinik.
Marieke Schoonenberg, yang mengelola asosiasi ginekolog profesional di negara itu, meminta maaf atas skandal tersebut.
"Jumlah pendonor massal di klinik seharusnya nol," katanya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari LBC News, Selasa, 15 April 2025.
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf atas nama profesi ini. Kami tidak melakukannya dengan benar," lanjutnya.
Beberapa orang mengungkapkan kekhawatiran bahwa anak-anak Meijer dan pendonor lainnya dapat menyebabkan perkawinan sedarah.
"Anak-anak donor yang terlibat tidak akan pernah bisa berkencan tanpa rasa khawatir," kata Ties van der Meer, dari yayasan anak donor Stichting Donorkind.
Menurutnya, jika mereka menjalin hubungan, anak-anak itu harus selalu melakukan tes DNA terlebih dahulu. "Untuk menyingkirkan kemungkinan adanya hubungan dengan anggota keluarga," jelasnya.
Meijer, yang kisahnya didramatisasi dalam film dokumenter Netflix, mengiklankan jasanya secara daring kepada sebuah keluarga yang menginginkan anak.
Ia mengklaim bahwa ia hanya menyumbang kepada lima keluarga, yang ternyata tidak benar karena ia bekerja dengan lebih dari 200 keluarga. Meijer juga menyumbang kepada beberapa bank sperma.
Kasusnya memicu penyelidikan nasional, yang menemukan 85 donor massal. Meijer kemudian diperintahkan untuk berhenti menyumbangkan sperma pada tahun 2023.
Setelah film dokumenter Netflix tersebut disiarkan tahun lalu, Meijer mengeluh bahwa tindakannya telah disalahartikan.
"Mereka sengaja memberi judul [film dokumenter] The Man With 1,000 Kids, padahal seharusnya 'pendonor sperma yang membantu keluarga hamil dengan 550 anak'. Jadi sejak awal mereka memang sengaja menipu dan menyesatkan," katanya.
