UPdates—Badan keamanan Filipina meningkatkan protokol keselamatan sejak Sabtu, 23 November 2024 setelah Wakil Presiden Sara Duterte mengatakan dia akan membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr jika terjadi sesuatu yang buruk padanya.
Komando Keamanan Presiden menyatakan telah meningkatkan dan memperkuat protokol keamanan setelah munculnya pernyataan wapres.
“Kami juga berkoordinasi erat dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, mencegah, dan mempertahankan diri dari segala ancaman terhadap presiden dan keluarga besar,” kata pernyataan tersebut dikutip Reuters sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Asia One, Minggu, 24 November 2024.
Kepala Polisi Rommel Francisco Marbil mengatakan dia telah memerintahkan penyelidikan segera. "Setiap ancaman langsung atau tidak langsung terhadap nyawanya harus ditangani dengan tingkat urgensi tertinggi," tegasnya.
Kantor Komunikasi Kepresidenan mengatakan segala ancaman terhadap kehidupan presiden harus selalu ditanggapi dengan serius.
Sara Duterte mengatakan pada konferensi pers Sabtu dini hari bahwa dia telah berbicara dengan seorang pembunuh dan memerintahkan dia untuk membunuh Marcos, istrinya, dan juru bicara DPR Filipina jika dia dibunuh.
"Saya sudah bicara dengan seseorang. Saya bilang, kalau saya terbunuh, bunuh saja BBM (Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan (juru bicara) Martin Romualdez. Jangan bercanda. Jangan bercanda," kata Duterte dengan beberapa kata-kata kotor.
Menurut Sara, orang yang ia perintahkan tersebut menyatakan kesiapannya. "Aku bilang, jangan berhenti sampai kamu membunuh mereka, lalu dia menjawab ya," ungkapnya.
Namun, Sara Duterte mengatakan kepada wartawan pada Sabtu sore bahwa memikirkan dan membicarakan apa yang ia katakan berbeda dengan benar-benar melakukannya.
Ia juga mengungkap bahwa sudah ada ancaman terhadap nyawanya. "Jika itu terjadi, akan ada penyelidikan atas kematian saya. Penyelidikan atas kematian mereka akan dilakukan selanjutnya," tegasnya.
Jean Encinas-Franco, seorang profesor ilmu politik di Universitas Filipina mengatakan, komentar keras Sara mungkin tidak akan mengurangi dukungan politiknya. "Bahkan, retorika seperti ini semakin mendekatkan dia pada apa yang disukai pendukung ayahnya tentang ayahnya," kata Jean Encinas-Franco.
Kemarahan Sara Duterte adalah yang terbaru dari serangkaian tanda-tanda perseteruan yang mengejutkan di puncak politik Filipina. Pada bulan Oktober, dia menuduh Marcos tidak kompeten dan mengatakan dia membayangkan memenggal kepala presiden.
Ketua DPR Romualdez, sepupu Marcos, sebelumnya telah memangkas anggaran kantor wakil presiden hampir dua pertiganya.
Sara merupakan putri mantan presiden Rodrigo Duterte. Sementara Marcos Jr, yang dikenal dengan nama panggilannya 'Bongbong' merupakan anak kedua dan putra satu-satunya dari mantan Presiden Ferdinand E. Marcos dan mantan Ibu Negara Imelda Romualdez.
Kedua keluarga ini berselisih mengenai sejumlah isu termasuk politik luar negeri dan perang mematikan mantan Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba.
Di Filipina, wakil presiden dipilih secara terpisah dari presiden dan tidak mempunyai tugas resmi. Banyak wakil presiden yang melakukan kegiatan pembangunan sosial, sementara beberapa lainnya ditunjuk menduduki jabatan kabinet.
Negara ini bersiap untuk mengadakan pemilu sela pada bulan Mei, yang dipandang sebagai ujian berat bagi popularitas Marcos dan peluang baginya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan mempersiapkan penggantinya sebelum masa jabatan enam tahunnya berakhir pada tahun 2028.
Kekerasan politik di Filipina pada masa lalu termasuk pembunuhan Benigno Aquino, seorang senator yang dengan gigih menentang pemerintahan Marcos, ketika ia pulang dari pengasingan politik pada tahun 1983.