La Ode Umar Bonte (Foto: Instagram)

Heboh! Gaji TKA Rp18 Juta, Pekerja Lokal Rp2,9 Juta, Anggota DPD Umar Bonte "Pening" Mendengarnya

12 March 2025
Font +
Font -

UPdates—Anggota DPD RI La Ode Umar Bonte memegangi kepalanya mendengar pengakuan pekerja lokal di Smelter Sulawesi Tenggara. Wakil Ketua di Komite II DPD RI itu tampak pening mengetahui bagaimana tidak adilnya perlakuan yang diterima pekerja lokal Indonesia dalam hal gaji dan masalah lainnya.

Dalam bincang-bincang dengan sejumlah pekerja lokal yang videonya ia bagikan di TikTok dan Instagram dengan judul "Pengakuan Pekerja Tambang", Umar Bonte mendengar semua keluh kesah pekerja yang di-PHK karena memperjuangkan nasib mereka.

Pekerja wanita yang di video tertulis bernama Katty Sabara menceritakan pengalamannya bekerja sejak 2020 sebelum dipecat karena berorasi saat buruh melakukan demonstrasi.

You might be interested : nato asiaJepang Gagas "NATO Asia"

Banyak hal yang diungkap, mulai dari kesejahteraan dan perlakuan istimewa Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya yang beberapa tahun belakangan ini didatangkan dari China dan pengabaian pekerja pribumi.

"Saya mengajar mereka, karena ada yang hanya tamatan SMP. Yang saya ajar itu kemudian memecat saya," beber wanita berhijab itu sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Instagram dan TikTok Umar Bonte, Rabu, 12 Maret 2025.

Ia mengatakan perlakuan yang mereka terima sangat tidak adil. TKA yang sebagian besar tanpa skill apa pun mendapat fasilitas perumahan, transportasi antar jemput dan sebagainya. Sementara pekerja pribumi tidak mendapat tunjangan dan hanya diberi uang makan Rp17.500.

"Jadi kamu dipecat gara-gara mengungkap permasalahan ini?" tanya Umar Bonte.

"Betul sekali Pak. Karena saya mengeluarkan ini, apa yang menjadi rahasia di dalam perusahaan, saya ungkapkan ke publik sehingga saya mendapatkan sanksi PHK ini," jawab Katty yang kemudian menyebut nama perusahaannya.

Umar Bonte makin kaget saat mengetahui ketimpangan gaji TKA dan pekerja lokal. "Berapa gaji mereka?" tanyanya.

"Mereka kisaran dari Rp18 juta."

"Kalau kamu berapa gajinya?"

Katty langsung tertawa. "Ha ha. 2 juta 900 ribu. Nanti ini baru naik 3 juta 70 ribu," ujarnya.

Umar Bonte langsung memegangi kepala dan mengusap wajahnya setelah mendengar angka yang disebut Katty. "Eih, parah juga ya," katanya.

"Ada lagi yang aneh-aneh?" Umar Bonte kembali bertanya.

Pekerja itu menyebut hal aneh-aneh lainnya  dari pihak manajemen yakni orang Indonesia terlalu gampang dan bisa dipecat dengan sangat cepat. Sementara TKA tidak demikian. "Padahal mereka juga pekerja. Mereka juga karyawan," ujarnya.

Umar Bonte mengatakan bahwa mereka mungkin lebih disiplin. "Tidak juga bahkan, di lapangan itu, pekerjaan kami 90 persen pribumi yang mengerjakan semuanya. Yang pekerjaan kasar. TKA tinggal menyuruh. Tinggal lihat HP, main game, nonton, bahkan mereka tidur. Tapi kalau kita, baru mengantuk langsung surat peringatan," ungkapnya.

Korban PHK lainnya, seorang pekerja pria membenarkan semua pernyataan Katty. "Kalau yang dia katakan itu persis dan benar. Saya juga pernah alami," katanya.

Seperti Katty, pekerja pria yang mengaku teknisi itu menyebut ia juga mengajar TKA yang datang ke Indonesia.

"Saya ajar. Itu fakta. Setelah itu, dia sudah agak bisa, kami dipisahkan, misalkan dia di gedung sebelah, dalam hal ini smelter 3 dan 4, eh tidak lama dia sudah naik jadi helm biru. Supervisor, atasan lah. Saya pernah adu skill, saya mau lihat, ternyata anak Indonesia lebih mantap dan bagus skillnya dibanding pekerja China yang datang ini Pak," tegasnya sembari menyatakan bahwa ia di-PHK karena memimpin mogok kerja di tahun 2023 saat mereka memperjuangkan upah, tunjangan anak istri, dan transportasi.

Menurut Umar, apa yang disampaikan para pekerja ini sangat mengejutkan. "Kalau ini informasi benar, ini sangat berbahaya. Perlakuannya sangat timpang dan tidak memiliki rasa keadilan di tengah para pekerja itu sendiri. Apa perbedaannya pekerja lokal dengan pekerja China? Jadi terlalu berlebihan ternyata. Saya baru tahu ini. Selama saya ada di Sulawesi Tenggara ini, selama perusahaan smelter itu berjalan, saya baru tahu kondisinya seperti itu. Dan ini sangat parah dan buruk sekali," ujar Umar.

Video pengakuan pekerja lokal ini ditonton jutaan orang. Selain itu, video ini juga ramai dibagikan di media sosial, termasuk X. Netizen pun ramai berkomentar. Sebagian besar mereka mengecam perlakuan tak adil itu. Bukan hanya menyoroti perusahaan, mereka juga menuding pemerintah yang mengabaikan rakyatnya.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

abdullah ibnu masud

Ibnu Mas’ud

"Sabar memiliki dua sisi. Sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah."
Load More >