Update - Realisasi investasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Triwulan III tahun 2024 tercatat mencapai Rp 3.869 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 386 miliar dibandingkan periode sebelumnya.
“Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi Triwulan II, yakni Rp 3,483 Triliun yang mengalami peningkatan Rp 386 Miliar,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulsel, Asrul Sani mengutip Keidenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Jumat, 1 November 2024.
Dalam laporan Triwulan III ini, Asrul investasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 1,408 triliun, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencatat Rp 2,461 triliun.
Dengan jumlah tersebut, penyerapan tenaga kerja pada perusahaan PMA dan PMDN tercatat sebanyak 5.292 orang, dengan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 5.274 orang dan tenaga kerja asing (TKA) berjumlah 18 orang.
Sektor usaha dengan nilai investasi terbesar masih didominasi oleh sektor pertambangan, dengan realisasi mencapai Rp 1,106 triliun. Sektor, kawasan industri, dan perumahan menyusul dengan Rp 623 miliar.
Kemudian disusul oleh sektor listrik, gas, dan udara sebesar Rp 602 miliar, sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp 465 miliar, serta sektor industri makanan sebesar Rp 364 miliar.
Asrul juga mengungkapkan, beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan berkontribusi terhadap realisasi investasi Triwulan III 2024.
Kota Makassar tercatat di posisi pertama dengan kontribusi sebesar Rp 864 miliar, diikuti Kabupaten Luwu Timur Rp 793 miliar, Gowa Rp 428 miliar, Jeneponto Rp 301 miliar, dan Takalar Rp 300 miliar.
Adapun lima negara dengan nilai investasi terbesar pada Triwulan III 2024 adalah Kanada dengan Rp 632 miliar, disusul Australia Rp 305 miliar, China Rp 254 miliar, Singapura Rp 130 miliar, dan Malaysia Rp 34 miliar.
Sementara itu, lima perusahaan besar yang mencatatkan realisasi investasi tertinggi pada Triwulan III 2024 adalah PT Vale Indonesia sebesar Rp 632 miliar, PT Kawasan Industri Tiran Rp 279 miliar, PT Energi Paramitha Nusantara (Bayu Energi) Rp 274 miliar, PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Grup ) Rp 254 miliar, serta PT Masmindo Dwi Area (Tambang Emas) Rp 209 miliar.
Asrul menambahkan, berencana akan terus mendorong peningkatan investasi di Sulawesi Selatan, sesuai Arahan Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, yang menekankan pentingnya menciptakan iklim investasi yang ramah bagi para investor.
“Sebagaimana Arahan Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh, untuk menciptakan iklim investasi yang ramah bagi para investor,” tutupnya.