Hari kesetaraan kerja (Foto: Web National Today).

Sejarah Hari Ini, 11 Januari: Hari Kesetaraan di Tempat Kerja

11 January 2025
Font +
Font -

UPdates - Hari Kesetaraan Internasional di Tempat Kerja diperingati setiap 11 Januari sebagai upaya global untuk mempromosikan prinsip kesetaraan upah, tanpa memandang ras, negara asal, jenis kelamin, atau orientasi seksual. Pada kenyataannya, perempuan masih hanya memperoleh 84% dari penghasilan rata-rata laki-laki di seluruh dunia.

Disadur Keidenesia dari laman National Today, Sabtu, 11 Januari 225, Hari Kesetaraan Kerja Internasional pertama kali diselenggarakan pada 11 Januari 2017 di London, dengan acara yang menggabungkan pertunjukan multikultural, dialog inspiratif, dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran mengenai diskriminasi upah. Seiring dengan acara tersebut, komunitas bisnis dari berbagai negara, seperti Jepang, Sri Lanka, Australia, dan Amerika Serikat, juga turut berpartisipasi.

Meskipun berbagai negara telah mengesahkan undang-undang antidiskriminasi, diskriminasi di tempat kerja masih menjadi masalah serius, bahkan di negara-negara maju sekalipun.

Salah satu penyebab utama ketimpangan ini adalah adanya bias, baik yang disengaja maupun tidak. Keputusan perekrutan seringkali dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, atau pribadi, dan sering kali tidak didasarkan pada keterampilan kandidat semata.

Ketidaksetaraan di tempat kerja bersifat kompleks dan bervariasi antar wilayah dan sektor industri. Salah satu bentuk ketidaksetaraan yang paling nyata adalah kesenjangan gender, di mana pria sering mendominasi ruang rapat dan posisi eksekutif di berbagai perusahaan. Di sisi lain, wanita sering kali menghadapi kesulitan untuk menduduki jabatan tinggi dengan cepat.

Pekerja trans dan anggota komunitas LGBTQ lainnya juga sering kali menghadapi tantangan besar dalam memperoleh hak yang setara. Ketakutan akan diskriminasi sering kali memaksa mereka untuk menyembunyikan orientasi seksual atau identitas gender mereka, demi menghindari perlakuan tidak adil di tempat kerja.

Isu kesetaraan juga melibatkan faktor suku bangsa. Misalnya, tingkat pengangguran di kalangan komunitas Afrika-Amerika sering kali dua kali lipat dibandingkan dengan orang kulit putih. Meskipun telah ada kemajuan, pendapatan rata-rata komunitas minoritas masih jauh tertinggal.

Selain itu, faktor tempat tinggal dan akses terhadap pendidikan juga memiliki dampak besar terhadap masa depan karier seseorang. Seringkali, individu dari keluarga kurang mampu hanya memiliki akses ke pendidikan dengan sumber daya terbatas, yang membatasi peluang mereka di kemudian hari.

Kesenjangan dalam pendidikan, khususnya di bidang STEM, turut memperburuk ketidaksetaraan di tempat kerja, dengan lebih sedikit wanita yang mengejar karier di sektor-sektor tersebut.

Hari Kesetaraan Internasional di Tempat Kerja adalah momen penting untuk terus mendorong perubahan dan memperjuangkan kesetaraan bagi semua pekerja. Ini adalah pengingat bahwa perjuangan melawan diskriminasi di tempat kerja harus terus dilakukan demi mewujudkan lingkungan kerja yang lebih adil dan setara.

Font +
Font -