UPdates - Hari Kesadaran Autisme Sedunia, diperingati setiap tanggal 2 April. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang hak-hak penyandang autisme.
Dikutip dari laman National Today, Rabu, 2 April 2025, sejarah penemuan autisme dimulai pada tahun 1911, ketika psikiater Swiss Eugen Bleuler pertama kali menggunakan istilah autisme untuk menggambarkan gejala-gejala tertentu dari skizofrenia, terutama penarikan diri sosial yang ekstrem.
Pada tahun 1943, psikiater anak Dr. Leo Kanner mengidentifikasi autisme sebagai gangguan sosial dan emosional dalam artikel berjudul “Autistic Disturbances of Affective Contact”.
Tahun berikutnya, pada 1944, psikiater Austria Hans Asperger menerbitkan artikelnya yang menggambarkan anak-anak dengan autisme yang memiliki kecerdasan normal tetapi kesulitan dalam keterampilan sosial dan komunikasi.
Penelitian lebih lanjut dari artikel-artikel tersebut membantu membedakan autisme dari skizofrenia, yang kemudian diakui sebagai gangguan yang terpisah pada tahun 1980.
Meningkatnya pemahaman tentang autisme juga mendorong Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 2 April sebagai Hari Peduli Autisme Sedunia melalui Resolusi 62/139 pada 18 Desember 2007.
Resolusi ini bertujuan untuk mendorong negara-negara anggota untuk lebih sadar dan terlibat dalam meningkatkan kesejahteraan dan inklusivitas bagi individu dengan autisme.
Terakhir, pada tahun 2013, American Psychiatric Association mengembangkan konsep autisme sebagai spektrum, yang menggabungkan berbagai subkategori autisme dan kondisi terkait dalam satu kategori terpadu.
Hal ini memungkinkan penilaian yang lebih holistik mengenai berbagai karakteristik dan tingkat keparahan gangguan, memudahkan identifikasi serta penyajian gejala yang lebih beragam.
