UPdates - Hari Solidaritas Internasional Azerbaijan diperingati setiap tahun pada 31 Desember di Republik Azerbaijan. Hari ini, yang juga merupakan hari libur umum untuk menghormati persatuan dan solidaritas rakyat Azerbaijan, baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri.
Dilansir Keidenesia dari laman National Today, Selasa, 31 Desember 2024, sejarah peringatan ini bermula pada 31 Desember 1989, saat rakyat Azerbaijan merobohkan pagar perbatasan yang memisahkan Azerbaijan Soviet dengan Iran. Tindakan ini tidak hanya simbolis, tetapi juga merupakan upaya untuk menyatukan kembali rakyat Azerbaijan yang terpisah oleh perbatasan tersebut.
Saat itu, sekitar delapan juta orang Azerbaijan tinggal di Iran, jauh lebih banyak dibandingkan dengan 6,8 juta orang yang tinggal di negara asal mereka. Pembongkaran pagar ini menjadi simbol penghancuran penghalang fisik dan emosional yang memisahkan bangsa Azerbaijan.
Peristiwa tersebut juga dipandang terinspirasi oleh runtuhnya Tembok Berlin di Jerman pada tahun 1989, yang menjadi simbol perpecahan dunia pada masa Perang Dingin. Pembongkaran perbatasan Azerbaijan-Iran oleh rakyat Azerbaijan diyakini sebagai bagian dari semangat persatuan yang menggelora, serupa dengan peristiwa besar tersebut.
Pada tahun 1991, Heydar Aliyev, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Republik Sosialis Soviet Otonomi Nakhichevan (ASSR) dan kelak menjadi Presiden Azerbaijan mengusulkan untuk menetapkan hari libur yang merayakan persatuan bangsa Azerbaijan. Gagasan ini kemudian disampaikan di hadapan Dewan Tertinggi Republik Sosialis Soviet Otonomi Azerbaijan.
Akan tetapi, baru pada tahun 1992, hari libur ini resmi diperingati sebagai Hari Solidaritas Internasional Azerbaijan, berdasarkan keputusan mantan Presiden Abulfaz Elchibey. Sejak saat itu, setiap tanggal 31 Desember, warga Azerbaijan di dalam negeri maupun diaspora merayakan hari ini dengan berbagai festival dan perayaan publik.
Hari Solidaritas ini menjadi momen penting bagi sekitar 50 juta orang Azerbaijan yang tersebar di berbagai negara di lima benua, dengan sekitar 10 juta lainnya tinggal di Azerbaijan. Peringatan ini mengingatkan bahwa meskipun tersebar di penjuru dunia, bangsa Azerbaijan tetap bersatu dalam semangat solidaritas dan kebanggaan nasional.