UPdates - Hari Braille Sedunia diperingati setiap 4 Januari. Peringatan ini sebagai momen untuk menghormati kelahiran Louis Braille, penemu sistem tulisan Braille yang memberikan terobosan besar bagi kehidupan jutaan penyandang disabilitas visual di seluruh dunia dalam memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi dan pendidikan.
Dikutip Keidenesia dari laman National Today, Sabtu, 4 Januari 204, Braille, yang kini dikenal sebagai sistem tulisan untuk tuna netra, dinamai sesuai dengan nama penciptanya. Louis Braille lahir di Prancis pada tahun 1809 dan kehilangan penglihatannya saat masih kecil, akibat kecelakaan saat bermain dengan alat kerja ayahnya.
Pada usia 10 tahun, ia mulai menuntut ilmu di Royal Institute for Blind Youth di Paris, tempat di mana ia merumuskan sistem titik timbul yang akan mengubah hidup banyak orang.
Menggunakan sistem enam titik yang disusun dalam sel, Braille menciptakan cara bagi tuna netra untuk membaca dengan meraba titik-titik tersebut. Setiap sel bisa dibaca dengan satu sentuhan jari, memungkinkan penggunanya untuk bergerak cepat dari satu sel ke sel berikutnya.
Sistem ini akhirnya diterima secara luas sebagai metode utama dalam mengakses informasi tertulis bagi penyandang tuna netra.
Meski penemuannya membawa dampak yang sangat besar, Braille tidak sempat menyaksikan sepenuhnya penerimaan dan keberhasilan karyanya. Ia meninggal dunia pada tahun 1852, dua tahun sebelum sistem Braille mulai diajarkan di Royal Institute. Meskipun demikian, warisannya terus hidup, membuka pintu aksesibilitas yang lebih luas bagi kaum tuna netra.
Pada November 2018, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) menetapkan tanggal 4 Januari sebagai Hari Braille Sedunia untuk menghormati kontribusi luar biasa Louis Braille. Hari Braille Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2019 dan dirayakan sebagai hari libur internasional.
Penetapan tanggal ini menjadi simbol penghargaan terhadap keberhasilan Braille dalam memperjuangkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas visual di seluruh dunia.