Donald Trump (Foto: Instagram/Donald Trump)

Semua Penumpang Tewas, Trump Salahkan Biden dan Obama dalam Tabrakan Pesawat di Washington

31 January 2025
Font +
Font -

UPdates—Tabrakan American Eagle Flight 5342, yang dioperasikan PSA Airlines dengan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS saat akan mendarat di Bandara Nasional Reagan Washington menewaskan seluruh penumpang dan awak.

Jet Bombardier CRJ-700 membawa 60 penumpang dan empat awak. Sementara helikopter itu membawa tiga tentara.

Meskipun tidak ada kejelasan tentang alasan di balik tabrakan tersebut, Sean Duffy, Menteri Transportasi AS, menurut laporan Reuters menyatakan bahwa kedua pesawat mengikuti pola penerbangan standar, dan tidak ada gangguan komunikasi.

You might be interested : biden hunterJelang Lengser, Presiden AS Joe Biden Ampuni Putranya di Kasus Pajak dan Senjata Api

Menurut komunikasi radio, pengendali lalu lintas udara dilaporkan memerintahkan helikopter untuk mengubah arah saat mereka diberitahu tentang posisi jet dan heli yang berdekatan.

Tabrakan tersebut, yang menewaskan 67 orang menandai bencana udara Amerika Serikat yang paling mematikan dalam lebih dari dua dekade.

Penumpang jet tersebut termasuk pemain seluncur es, pelatih, dan anggota keluarga yang kembali dari kamp pelatihan di Wichita, Kansas. Di antara mereka adalah mantan juara dunia kelahiran Rusia Yevgenia Shishkova dan Vadim Naumov.

Media berita Rusia menerbitkan daftar 13 skater, banyak dari mereka adalah anak-anak imigran Rusia. Kremlin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga warga Rusia yang tewas.

Pasca kecelakaan itu, Presiden AS Donald Trump secara kontroversial mengaitkan perekrutan karyawan dengan kecelakaan pesawat yang mematikan tersebut.

Kendati tidak ada bukti, Donald Trump menyalahkan kebijakan keragaman federal oleh para pendahulunya Joe Biden dan Barack Obama atas kecelakaan pesawat itu.

Pada konferensi pers Gedung Putih Kamis waktu setempat, Trump mengkritik pilot helikopter dan mempertanyakan apakah pengontrol lalu lintas udara bersalah. Dia juga menyiratkan bahwa perekrutan karyawan yang beragam di Federal Aviation Administration (FAA) mungkin telah melemahkan standar keselamatan.

"Kami tidak tahu apa yang menyebabkan kecelakaan ini, tetapi kami memiliki beberapa pendapat dan ide yang sangat kuat," kata Trump dikutip oleh Reuters sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari India Today, Jumat, 31 Januari 2025.

Trump mengecam keras upaya keberagaman di FAA karena menurunkan standar, dengan mengklaim pemerintahan Obama telah memutuskan bahwa tenaga kerja lembaga itu "terlalu berkulit putih"

"Kita harus memiliki orang-orang terpintar kita", ujarnya merujuk pada pengontrol lalu lintas udara.

"Tidak masalah seperti apa penampilan mereka, bagaimana mereka berbicara, siapa mereka. ... Mereka harus berbakat, berbakat secara alami. Jenius. Tidak boleh orang biasa melakukan pekerjaan mereka," tegasnya.

Ketika ditanya apakah perekrutan yang beragam menyebabkan kecelakaan itu, ia menjawab, tanpa memberikan bukti, bahwa "itu bisa saja terjadi."

Saat ditanya lagi bagaimana ia sampai pada kesimpulan ini, ia menjawab dengan ketus, "Karena saya punya akal sehat."

Wakil Presiden JD Vance, yang berbicara kepada wartawan setelah Trump, menegaskan kembali bahwa perekrutan yang beragam itu adalah kesalahan, dengan menyuarakan pandangan bahwa perekrutan yang tidak berkulit putih telah membahayakan para pelancong.

Trump telah menentang inisiatif keberagaman federal sejak menjabat, menuai kritik dari para pembela hak asasi yang berpendapat bahwa ia membalikkan kemajuan dalam inklusi.

Ia merujuk pada dokumen FAA tahun 2013 yang menyatakan bahwa disabilitas fisik dan mental tidak akan mendiskualifikasi pelamar dari posisi pengendali lalu lintas udara. Pejabat pemerintahan Biden mengonfirmasi bahwa dokumen tersebut diterbitkan selama masa jabatan pertama Trump dan tetap tersedia secara daring.

Mantan Menteri Transportasi Pete Buttigieg mengecam pernyataan Trump dalam unggahannya di X, menyebutnya keji. "Saat keluarga berduka, Trump seharusnya memimpin, bukan berbohong," katanya.

Penyebab Kecelakaan

Penyebab kecelakaan masih belum jelas. CEO American Airlines Robert Isom mengatakan pilot jet tersebut memiliki pengalaman enam tahun. Sementara Menteri Pertahanan Pete Hegseth menggambarkan awak helikopter sebagai "cukup berpengalaman." Helikopter tersebut sedang dalam penerbangan pelatihan, dan Angkatan Darat telah menghentikan penerbangan lain dari unit yang terlibat.

Rekaman kontrol lalu lintas udara merekam momen-momen terakhir sebelum kecelakaan. Seorang pengawas memerintahkan helikopter untuk menghindari jet, tetapi tabrakan terjadi tak lama setelahnya. Para saksi mata menggambarkan melihat bola api dan ledakan.

Kecelakaan itu adalah insiden penerbangan AS paling mematikan sejak 2001. Bandara Nasional Reagan, yang terletak di dekat Gedung Putih dan Pentagon, adalah salah satu bandara tersibuk di negara itu, dengan sejarah kecelakaan dan insiden nyaris celaka. Para pejabat telah menyuarakan kekhawatiran tentang wilayah udara yang padat dan kekurangan pengawas lalu lintas udara.

Gubernur Virginia Glenn Youngkin mengonfirmasi bahwa sebagian besar jenazah korban telah ditemukan, dan para penyelidik telah mengambil salah satu kotak hitam pesawat.

Badan Keselamatan Transportasi Nasional memimpin penyelidikan kecelakaan ini.

Font +
Font -