UPdates—Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 dimulai kembali di Samudra Hindia, yang kemungkinan merupakan upaya terakhir untuk menemukan pesawat yang menghilang 11 tahun lalu tersebut.
Perusahaan eksplorasi kelautan swasta yang berbasis di AS dan Inggris, Ocean Infinity, telah tiba di zona pencarian baru sekitar 1.500 km di lepas pantai Perth pada akhir pekan. Media Australia dan Inggris melaporkan hari ini sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Straits Times, Selasa, 25 Februari 2025.
Surat kabar Inggris The Telegraph melaporkan bahwa kendaraan bawah air otonom dikerahkan dari kapal dalam beberapa jam setelah kedatangannya di lokasi dan telah memulai pemindaian terperinci di dasar laut.
9News Australia melaporkan, armada akan mencari di area seluas 15.000 km persegi selama enam minggu, di mana ia akan memberikan perhatian ekstra pada empat titik panas, di mana beberapa peneliti telah menyarankan sisa-sisa pesawat Boeing 777 mungkin berada.
Pencarian diperkirakan akan menjadi rumit karena topografi dasar laut serta cuaca.
Pada bulan Desember 2024, Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengatakan Ocean Infinity telah ditugaskan untuk melanjutkan pencarian bawah laut untuk reruntuhan pesawat.
Kontrak tersebut didasarkan pada prinsip "tidak ditemukan, tidak ada biaya", yang berarti pemerintah tidak akan membayar jika tidak ditemukan apa pun.
Jika puing-puing ditemukan, Ocean Infinity meminta biaya sebesar US$70 juta atau sekitar Rp1,1 triliun – serupa dengan yang diusulkan pada tahun 2018.
Loke menegaskan, upaya terbaru ini merupakan bukti komitmen pemerintah untuk memberikan kepastian hukum bagi keluarga penumpang MH370.
Pada tanggal 8 Maret 2014, pesawat MH370 lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing, membawa 227 penumpang dan 12 awak. Namun pesawat tersebut kemudian menghilang dan tidak pernah terlihat lagi.
Setelah hilangnya pesawat, Malaysia, Tiongkok, dan Australia melakukan pencarian bersama atas puing-puing pesawat di area seluas 120.000 km persegi di Samudra Hindia bagian selatan.
Namun, negara-negara tersebut mengakhiri pencarian bersama mereka pada Januari 2017 setelah tidak ada temuan yang signifikan.
Upaya pencarian pertama Ocean Infinity, yang dimulai pada Januari 2018 di area seluas 25.000 km persegi di Samudra Hindia bagian selatan, berakhir pada Juni 2018 tanpa hasil.
Hilangnya MH370 secara misterius menjadi titik pertikaian utama dalam hubungan Malaysia-Tiongkok.
Pada Maret 2014, 200 keluarga penumpang Tiongkok di dalam MH370 menggelar protes langka di luar Kedutaan Besar Malaysia di Beijing, dua jam setelah mengetahui bahwa tidak ada satu pun penumpang dalam penerbangan yang hancur itu yang selamat.
Pada bulan-bulan berikutnya, ada juga seruan untuk memboikot produk-produk Malaysia dan perjalanan ke Malaysia.