Militer Israel melanggar perjanjian gencatan senjata (Foto: Anadolu)

Sniper Israel Tembak Mati Anak Gaza, Trump tak Yakin Gencatan Senjata Tuntas

21 January 2025
Font +
Font -

UPdates—Penembak jitu Israel menembak mati seorang anak Palestina pada hari Senin waktu setempat dan melukai seorang lainnya di Jalur Gaza selatan.

You may also like : pendukung trump apTrump di Atas Angin, Jalan Kamala Harris Jadi Presiden Wanita Pertama AS Semakin Kecil

Kantor berita Palestina Wafa sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Selasa, 21 Januari 2025 melaporkan, anak tersebut, Zakaria Hamid Yahya Barbakh, tewas di dekat Lapangan Al-Awda di Rafah tengah ketika sniper Israel melepaskan tembakan. Seorang anak lainnya terluka saat mencoba mengambil jenazah Zakaria.

You might be interested : palestina hamas aaGencatan Senjata Gaza dan Pembebasan Sandera Dimulai Hari Ini, Begini Skenarionya

Selain itu, dua warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas, dan sembilan lainnya, di antaranya anak-anak, terluka sebelumnya oleh tembakan Israel di Rafah.

Sumber-sumber mengatakan kepada Anadolu bahwa tank-tank Israel menerobos zona penyangga dan melepaskan tembakan hebat ke warga sipil. Sumber-sumber tersebut mengatakan militer maju 850 meter ke area tersebut, melampaui batas 700 meter yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.

Pembunuhan tersebut menandai pelanggaran signifikan terhadap gencatan senjata. Belum ada komentar yang dikeluarkan dari otoritas Gaza, mediator gencatan senjata di Mesir, Qatar dan AS, atau pejabat Israel.

Sebelumnya pada hari Senin, sumber medis di Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis melaporkan bahwa tiga warga Palestina terluka ketika pesawat nirawak Israel menjatuhkan alat peledak di dekat rumah mereka di Rafah timur.

Para saksi mata mengonfirmasi bahwa pasukan Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan timur Rafah telah mencegah penduduk mendekati zona penyangga, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.

Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, zona penyangga tersebut meliputi tanah Palestina yang dikuasai secara militer oleh Israel, tanpa rencana penarikan yang jelas, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pelanggaran jangka panjang dan ketidakstabilan.

Perjanjian gencatan senjata mulai berlaku kemarin  dengan tahap pertama ditetapkan berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan dilakukan pada tahap kedua dan ketiga, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan AS.

Berdasarkan perjanjian tersebut, pada hari pertama kemarin, Hamas membebaskan tiga sandera wanita Israel dengan imbalan 90 tahanan Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia tidak yakin Israel dan Hamas akan mempertahankan gencatan senjata dan melanjutkan perjanjian tersebut hingga tuntas.

"Saya tidak yakin. Itu bukan perang kita; itu perang mereka. Tapi saya tidak yakin," kata Trump ketika ditanya oleh seorang reporter saat ia kembali ke Gedung Putih sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Gulf Today, Selasa, 21 Januari 2025.

Font +
Font -