UPdates—Kantor Redaksi Tempo diteror. Wartawan Tempo, Fransisca Christy Rosana mendapat kiriman kepala babi busuk. Peristiwa ini dianggap sebagai ancaman kebebasan pers.
You may also like : 
Prabowo Ingin Pers yang Pancasila, DPR: Harus Profesional
Makanya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid sebagai mantan jurnalis mendukung Tempo melaporkan kasus ini ke polisi. Ia juga menegaskan sangat menyayangkan kejadian tersebut.
You might be interested : 
Raline Shah Jadi Staf Khusus, Ini Daftar Artis di Kabinet Prabowo
"Saya sebagai mantan jurnalis menyayangkan tentunya. Dan silakan saja nanti laporkan gitu supaya ketahuan siapa yang kirim," ujar Meutya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat kemarin sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari RRI.co.id, Sabtu, 22 Maret 2025.
Meutya menyatakan, pemerintah sangat mendukung kebebasan pers di Indonesia. Ia juga memastikan Presiden Prabowo Subianto tetap konsisten terkait hal itu.
Pemerintah, menurut Meutya, selalu terbuka terhadap masukan dari masyarakat, termasuk dari media sosial. Mereka juga siap menerima koreksi terhadap beberapa kebijakan.
Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria mengatakan, kebebasan pers di Indonesia dilindungi UU pers. "Jadi kalau memang ada hal yang tidak sesuai, mungkin bisa disesuaikan dengan UU Pers ya," katanya.
Seperti Meutya, ia juga menegaskan dukungannya pada kebebasan pers dan berharap semua persoalan yang muncul dapat diselesaikan sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
"Ya kita mendukung yang namanya kebebasan pers. Kita berharap, kalau ada konflik bisa diselesaikan dengan Undang-undang," jelas Nezar.
Dewan Pers sendiri mengutuk keras insiden pengiriman kepala babi terhadap jurnalis media ini.
"Dewan Pers mengutuk keras segala bentuk teror terhadap jurnalis sehubungan dengan pengiriman kepala babi. Yang dibungkus kotak kardus ke kantor Tempo, dan ditujukan kepada jurnalis Tempo Fransisca Christy Rosana, Kamis, 20 Maret 2025," ujar Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu.
