The K Facts - Di penghujung Agustus tahun ini, suara rakyat pecah di jalanan. Rakyat marah.
You may also like : MKD Tegaskan Pelat Kendaraan Dewan Bukan untuk Gaya-gayaan
Mereka muak pada tingkah para wakil di gedung parlemen.
You might be interested : Gaji Guru Naik di 2025, Puan Ingatkan Janji Angkat 1 Juta Honorer Jadi PPPK
Ketika mereka berdesakan antre sembako, para wakil rakyat malah menari menanti tunjangan.
Kerusuhan pun terjadi, buah dari letupan amarah yang dipendam terlalu lama.
Ini kisah kelam yang menyedihkan.
Padahal, di negeri ini, Senayan pernah melahirkan sosok bernama Idham Chalid.
Politisi yang ketika menjabat sebagai Ketua DPR, menolak menjadikan jabatannya sebagai mesin penghisap rezeki rakyat.
Pilihan itu pula yang membuatnya dikenang sebagai Ketua DPR termiskin sepanjang sejarah.
Idham Chalid tidak mewariskan harta. Ia hanya meninggalkan jejak tentang bagaimana kekuasaan bisa dipeluk tanpa kerakusan.
Tak hanya sebagai ketua para wakil rakyat, Idham bahkan pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Kesejahteraan Rakyat, Ketua Dewan Pertimbangan Agung, dan juga sebagai ketua umum terlama dalam sejarah Nahdatul Ulama.
Dengan sederet jabatan menterang yang pernah diembannya, Idham memilih tetap setia pada kesederhanaan.
Dan negeri ini tak pernah melupakannya.
Setelah menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Juli 2010 pada usia 88 tahun, sosok Idham Chalid kemudian diabadikan oleh Bank Indonesia dalam pecahan uang lima ribu rupiah.
Tak hanya itu, pada tanggal 7 November 2011 pemerintah menganugerahi dirinya gelar Pahlawan Nasional.
Wahai Anda para wakil rakyat, mari belajar dari Idham Chalid.
Bahwa kehormatan, harga diri, dan kemuliaan, selayaknya tidak lahir dari besaran tunjangan dan fasilitas, tapi dari komitmen mengemban amanah, dan tidak menjadikan jabatan sebagai mesin uang.