UPdates - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), melakukan peninjauan terhadap harga bahan pokok menjelang perayaan Idul Fitri 1446 H. Dalam kunjungannya tersebut, Appi menemukan harga cabai rawit merah mengalami lonjakan yang cukup signifikan dibandingkan dengan harga normal.
You may also like : Walkot Makassar Appi Mulai Evaluasi Kinerja 6 Perusda, Soroti Dividen dan SDM
Appi turun langsung ke lapangan untuk memantau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional dan ritel modern pada Selasa, 25 Maret 2025. Peninjauan dilakukan di Pasar Panakkukang dan Hypermart guna membandingkan harga serta memastikan distribusi barang berjalan lancar.
"Tadi kita dari Pasar Panakkukang, pasar tradisional yang kondisinya relatif kurang baik, lalu kita ke sini (Hypermart), membandingkan harganya, meskipun beda sedikit," kata Appi yang dikutip Keidenesia dari laman resmi Pemkot Makassar, Kamis, 27 Maret 2025.
Appi mengatakan, di Pasar Panakkukang, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga walaupun tidak terlalu signifikan. Seperti bawang merah yang naik menjadi Rp 50 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 40 ribu per kilogram. Harga ayam potong juga tercatat naik menjadi Rp 50 ribu per ekor dari harga sebelumnya Rp 45 ribu per ekor.
Namun, kenaikan paling mencolok terjadi pada harga cabai rawit yang melonjak hingga mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya kata Appi, harga cabai rawit berkisar antara Rp 60 ribu hingga Rp 75 ribu per kilogram.
“Mungkin pasokan cabai berasal dari Pasar Terong, yang juga menjadi pemasok sayur-sayuran di pasar ini,” ujarnya.
Sementara itu lanjut Appi, di Hypermart, harga bahan pokok terpantau lebih stabil, dengan perbedaan sekitar 2-3 persen dibandingkan pasar tradisional. Hal ini menunjukkan pasokan barang masih dalam kondisi aman menjelang hari raya.
Meski demikian, Appi menegaskan Pemkot Makassar terus melakukan pemantauan untuk menghindari lonjakan harga yang tidak terkendali.
“Harga tahun ini relatif lebih baik, tidak terlalu fluktuatif kecuali di dua bahan pokok ini. Cabai rawit naik turun, dan sekarang ini naik lagi,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Appi menambahkan Pemkot akan melakukan upaya intervensi harga jika diperlukan. Namun, untuk komoditas tertentu seperti cabai, intervensi pemerintah terbatas karena pasokan yang tidak selalu tersedia dalam jumlah besar.
“Susah juga untuk menstabilkan harga cabai, karena kita tidak memiliki stok yang banyak. Namun, untuk komoditas lainnya, yang bisa diintervensi, kita akan lakukan,” kata Appi.
Dia menjelaskan, penyebab utama kenaikan harga terkait erat dengan mekanisme pasar, yakni permintaan yang meningkat seiring dengan mendekatnya perayaan Idul Fitri.
Selain mengecek harga pangan, Appi juga meninjau kondisi pasar, termasuk sistem pengelolaan sampah, limbah, serta jalur sanitasi. Hal ini sejalan dengan visi Pemkot Makassar untuk menciptakan kota yang unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan, di mana sektor perdagangan dan infrastruktur pasar menjadi bagian penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Kota Makassar berupaya menciptakan pasar yang lebih bersih, nyaman, serta mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui pengawasan yang ketat. Appi juga menyoroti pentingnya modernisasi pasar tradisional agar lebih kompetitif dengan pasar ritel modern.
“Pasar-pasar ini harus diupgrade, mungkin dengan konsep di tengah-tengah antara pasar tradisional dan pasar ritel modern, sehingga konsumen dan penjual merasa nyaman,” ujarnya.
Terkait anggaran, Appi memastikan Pemkot Makassar telah melakukan perencanaan, dan meminta Dinas Perdagangan untuk merealisasikan bantuan bagi pasar yang membutuhkan renovasi.
“Dinas Perdagangan sudah melihat kondisi pasar dan ada pasar yang membutuhkan bantuan renovasi, namun desainnya belum final. Kami akan membicarakan ulang agar pasar ini tidak semakin hancur,” ungkapnya.
Salah satu pasar yang menjadi prioritas perbaikan adalah Pasar Terong, yang dinilai menjadi barometer harga eceran di Makassar.
“Pasar Terong menjadi patokan harga eceran di Makassar. Kami akan berupaya mendapatkan dana dari APBN dan mempersiapkan dukungan dari APBD untuk renovasinya,” tambah Appi.
Appi menegaskan desain pasar yang akan datang harus mengutamakan sanitasi dan kenyamanan, namun tetap mempertahankan nilai tradisional pasar. Dia juga menekankan pentingnya pengaturan arus pengunjung agar pasar tetap ramai dan mudah diakses.
“Konsepnya harus tradisional-modern, dengan sistem sanitasi yang baik dan nyaman bagi pengunjung,” pungkasnya.
Selain itu, Appi mengusulkan agar pasar yang direnovasi tidak dibangun bertingkat seperti gedung konvensional, melainkan menggunakan konsep pasar ritel modern yang lebih terbuka dan nyaman.
“Pembangunan pasar harus mempertimbangkan pengaturan arus, bukan seperti membangun gedung. Penataan yang baik, pencahayaan, dan sanitasi sangat penting,” ujarnya.
Appi juga meminta pengawasan lebih ketat di pasar tradisional dengan melibatkan Balai Karantina, Dinas Kesehatan, serta Balai POM untuk memastikan bahwa produk yang dijual aman bagi masyarakat.
“Kami akan melibatkan Balai Karantina, Dinas Kesehatan, dan Balai POM untuk mengawasi produk yang dijual agar tidak membahayakan konsumen,” tandasnya.