UPdates—Demo nasional menentang reformasi pensiun dan penurunan daya beli diikuti 1 juta orang di Prancis.
You may also like : 13 Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Dibunuh Pemberontak RD Kongo
Penyiar BFM TV pada hari Jumat, 19 September 2025 melaporkan Polisi Prancis menangkap 309 orang, termasuk 134 orang yang ditahan.
You might be interested : 2 Tewas, 192 Luka, 692 Kebakaran, dan 559 Ditangkap saat Fans PSG Pesta Liga Champions
Pihak berwenang menyebut bahwa aksi mogok kerja, yang diluncurkan pada 18 September waktu setempat atas seruan beberapa serikat pekerja, menarik lebih dari 500.000 demonstran. Sementara serikat pekerja CGT mengklaim partisipasi melebihi 1 juta.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Jumat, 19 september 2025, Kementerian Dalam Negeri mengatakan penangkapan 309 warga tersebut terutama terkait dengan kekerasan, kerusakan properti, dan pawai tanpa izin.
Perdana Menteri Sebastien Lecornu mengecam keras pelanggaran yang menargetkan polisi dan kerusakan yang ditimbulkan selama protes.
Tujuh petugas polisi, 10 pengunjuk rasa, dan seorang jurnalis terluka dalam demonstrasi tersebut, ungkap Kementerian Dalam Negeri.
Namun, serikat pekerja memuji mobilisasi tersebut sebagai keberhasilan dan diperkirakan akan bertemu Lecornu dalam beberapa hari mendatang untuk berunding.
Perdana menteri menekankan bahwa tuntutan yang disuarakan oleh serikat pekerja dan pengunjuk rasa merupakan "inti" dari konsultasi yang sedang berlangsung.
Aksi 18 September ini menyusul mobilisasi "Block Everything" pekan lalu, yang menarik hampir 197.000 orang di seluruh negeri.
Prancis menghadapi ketegangan politik yang meningkat setelah Bayrou kalah dalam mosi tidak percaya di Majelis Nasional pada 8 September.
Bayrou, yang meluncurkan kerangka anggaran 2026 pada bulan Juli, sedang mencari dukungan untuk rencana penghematan hampir 44 miliar euro sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi utang publik Prancis yang melonjak, yang kini mencapai 113% dari PDB-nya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Menteri Angkatan Bersenjata Sebastien Lecornu sebagai perdana menteri baru negara itu. Ia ditugaskan untuk mengadakan konsultasi dengan partai-partai politik sebelum membentuk pemerintahannya.
Prancis memiliki salah satu defisit anggaran terbesar di Uni Eropa, yaitu 5,8% dari PDB.
Kegagalan mencapai kesepakatan mengenai anggaran 2025 tahun lalu juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Michel Barnier pada bulan Desember setelah partai-partai sayap kiri dan sayap kanan ekstrem bergabung untuk mendukung mosi tidak percaya.
Ibu Negara Akan Ajukan Bukti IlmiahTerkait Rumor Gender
Sementara itu, di tengah panasnya demonstrasi, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, berencana untuk mengajukan bukti ilmiah dalam gugatan pencemaran nama baik di pengadilan AS untuk membuktikan bahwa Ibu Negara tersebut adalah seorang perempuan.
Dalam wawancara dengan podcast Fame Under Fire BBC, pengacara Macron, Tom Clare, mengatakan mereka akan menghadirkan bukti foto dan bukti ilmiah dalam gugatan pencemaran nama baik terhadap influencer sayap kanan AS, Candace Owens, yang mengklaim bahwa Brigitte lahir laki-laki.
Clare mengatakan bahwa Ibu Negara menganggap klaim tersebut sangat meresahkan dan merupakan gangguan bagi presiden Prancis.
"Saya tidak ingin mengatakan bahwa hal itu telah membuatnya kehilangan fokus. Namun, seperti halnya siapa pun yang menyeimbangkan karier dan kehidupan keluarga, ketika keluarga Anda diserang, hal itu akan membebani Anda. Dan dia tidak kebal terhadap hal itu karena dia adalah presiden suatu negara," katanya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu.
Clare mengatakan pasangan itu akan menghadirkan bukti ilmiah untuk sepenuhnya membantah tuduhan tersebut, tanpa mengungkapkan detail lebih lanjut.
Macron mengajukan gugatan pada bulan Juli terhadap podcaster sayap kanan tersebut dengan tuduhan bahwa ia terlibat dalam pencemaran nama baik.
Gugatan yang diajukan di pengadilan negara bagian Delaware tersebut berpusat pada klaim Owens bahwa ibu negara Prancis tersebut lahir sebagai laki-laki dan bertransisi menjadi perempuan dengan identitas yang dicuri, serta tuduhan bahwa Macron memiliki hubungan keluarga sehingga melakukan inses dan bahwa Macron dipilih menjadi presiden Prancis oleh badan intelijen AS, CIA.
Gugatan setebal 219 halaman tersebut meminta pengadilan juri atas 22 tuduhan terkait klaim yang dibuat di acara Owens, termasuk dalam seri delapan bagian yang memuat sejumlah klaim tentang Macron, serta penolakan Owens terhadap tiga tuntutan pencabutan yang diajukan sejak Desember lalu, menurut gugatan tersebut.
Klaim palsu tentang jenis kelamin Brigitte Macron telah beredar di media sosial selama bertahun-tahun. Pada tahun 2021, dua perempuan Prancis mengunggah video YouTube yang menuduh bahwa Brigitte pernah menjadi seorang pria bernama Jean-Michel Trogneux -- yang sebenarnya adalah saudara laki-lakinya.
Pada bulan Juli, keluarga Macron juga membawa kasus mereka terhadap kedua wanita tersebut ke pengadilan banding tertinggi setelah Pengadilan Banding Paris membatalkan putusan sebelumnya.