UPdates—Senator Kolombia dan calon presiden, Miguel Uribe Turbay meninggal dunia setelah dua bulan koma akibat penembakan saat kampanye politik, Juni lalu.
You may also like : Jelang Pilpres, Trump Gugat CBS News Rp157 Triliun karena Wawancara Kamala Harris di 60 Minutes
Ia menghembuskan napas terakhirnya pada hari Senin waktu Kolombia.
You might be interested : Bangkai Kapal Berisi Harta Karun Senilai Rp329 Triliun Ditemukan di Karibia
Keluarga Miguel Uribe Turbay mengatakan bahwa politisi tersebut meninggal di sebuah rumah sakit di ibu kota, Bogota.
Uribe, 39, ditembak tiga kali, dua di antaranya di kepala, saat memberikan pidato kampanye di sebuah taman dan sejak itu dirawat di unit perawatan intensif dalam kondisi kritis dengan beberapa episode perbaikan.
"Beristirahatlah dalam damai, cinta dalam hidupku. Aku akan menjaga anak-anak kita," tulis istrinya, María Claudia Tarazona, dalam sebuah unggahan media sosial yang mengonfirmasi kematiannya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari NPR, Selasa, 12 Agustus 2025.
"Aku memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan agar aku bisa hidup tanpamu," lanjutnya mengungkapkan kesedihan.
Seorang tersangka remaja ditangkap di lokasi serangan 7 Juni di sebuah kawasan kelas pekerja di Bogota. Pihak berwenang kemudian menahan beberapa orang lainnya, tetapi mereka belum menentukan siapa yang memerintahkan serangan itu atau mengapa.
Penembakan tersebut, yang terekam dalam beberapa video, membuat khawatir warga Kolombia yang belum pernah melihat kekerasan politik semacam ini terhadap para kandidat presiden sejak gembong narkoba Medellin, Pablo Escobar, mendeklarasikan perang terhadap negara tersebut pada tahun 1990-an.
Ibu Uribe sendiri, jurnalis ternama Diana Turbay, termasuk di antara korban pada masa itu. Ia meninggal dunia saat diselamatkan polisi setelah diculik oleh sekelompok pengedar narkoba pimpinan Escobar yang berusaha menghalangi ekstradisi mereka ke Amerika Serikat.
"Jika ibu saya rela mengorbankan nyawanya demi suatu tujuan, bagaimana mungkin saya tidak melakukan hal yang sama dalam hidup dan politik?" ujar Uribe, yang baru berusia 5 tahun ketika ibunya terbunuh, dalam sebuah wawancara tahun lalu dengan media berita Kolombia.
Uribe, seorang pengacara dengan gelar magister administrasi publik dari Universitas Harvard, memasuki dunia politik sebagai anggota dewan kota Bogota saat berusia 26 tahun.
Pada tahun 2022, ia adalah peraih suara terbanyak di partai konservatif Pusat Demokratik yang dipimpin oleh mantan Presiden Álvaro Uribe.
"Kejahatan menghancurkan segalanya," ujar mantan presiden yang tidak memiliki hubungan keluarga dengan senator tersebut di media sosial.
"Mereka telah membunuh harapan. Semoga perjuangan Miguel menjadi cahaya yang menerangi jalan Kolombia," lanjutnya.
Senator tersebut merupakan salah satu kritikus terkeras pemerintah Kolombia saat ini. Pada bulan Oktober, ia bergabung dengan daftar politisi yang ingin menggantikan Gustavo Petro, orang sayap kiri pertama yang memerintah Kolombia, dalam pemilihan umum Mei 2026.
Pihak berwenang telah melontarkan beberapa hipotesis tentang penyebab serangan tersebut. Sementara sekutu kandidat tersebut mengeluh bahwa pemerintah mengabaikan permintaan berulang kali untuk memperkuat pengawalan keamanan yang disediakan negara.