Kebakaran hebat di kompleks perumahan Wang Fuk Court di Tai Po (Foto: Getty Images)

2 WNI, Korban Tewas Kebakaran Hebat di Hong Kong Tembus 128 Orang, 200 Masih Hilang

28 November 2025
Font +
Font -

UPdates—Korban tewas akibat kebakaran terburuk di Hong Kong dalam hampir 80 tahun terakhir meningkat menjadi 128 orang pada hari Jumat. Sementara sekitar 200 orang masih hilang dari kompleks perumahan bertingkat tinggi yang dilalap api.

You may also like : hong kong law efePengadilan Massal 45 Aktivis di Hong Kong, Divonis 4 hingga 10 Tahun

Kebakaran bermula pada Rabu sore di kompleks perumahan Wang Fuk Court di Tai Po. Perumahan ini memiliki delapan menara, masing-masing setinggi 32 lantai, dan api menyebar ke seluruh gedung.

You might be interested : damkar makassarKebakaran di Manggala Raya Makassar, Lansia Tuna Netra Terjebak di Kamar

Kepala Keamanan Hong Kong Chris Tang mengatakan dalam konferensi pers bahwa pihak berwenang tidak menutup kemungkinan akan menemukan lebih banyak jenazah ketika polisi memasuki gedung untuk penyelidikan mendetail.

Ia mengatakan hanya 39 dari 128 korban tewas yang telah diidentifikasi. Tang juga mengatakan alarm kebakaran di kompleks tersebut tidak berfungsi dengan baik.

Upaya penyelamatan kini telah selesai. Setidaknya 79 orang, termasuk 12 petugas pemadam kebakaran, terluka, kata Tang.

"Tujuan kami sekarang adalah memastikan suhu di dalam gedung menurun dan setelah semuanya dinyatakan aman, polisi akan mengumpulkan bukti dan melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Tang sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Eastern Eye, Jumat, 28 November 2025.

Saat petugas pemadam kebakaran mengendalikan api pada hari Jumat dan memadamkan titik api yang tersisa, keluarga-keluarga diperlihatkan foto-foto korban tewas yang diambil oleh petugas penyelamat.

Mirra Wong, yang orang tuanya tinggal di Wang Fuk Court mengaku masih mencari ayahnya. "Jasad ayah saya masih hilang di sini," kata Wong, 48 tahun.

Puluhan pekerja rumah tangga dari Filipina terjebak dalam bencana tersebut, dan 19 orang masih hilang, kata Edwina Antonio, direktur eksekutif asosiasi perlindungan perempuan migran Bethune House.

Konsulat Indonesia mengatakan dua dari korban tewas adalah WNI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Hong Kong memiliki sekitar 368.000 pekerja rumah tangga, sebagian besar perempuan dari negara-negara Asia berpenghasilan rendah yang tinggal bersama majikan mereka.

Kebakaran ini merupakan yang paling mematikan di Hong Kong sejak 1948, ketika 176 orang tewas dalam kebakaran gudang.

Kebakaran ini telah dibandingkan dengan kebakaran Grenfell Tower tahun 2017 di London, yang menewaskan 72 orang dan disalahkan pada perusahaan yang memasang pelapis mudah terbakar serta kegagalan pemerintah dan industri.

Polisi menangkap dua direktur dan seorang konsultan teknik dari Prestige Construction, yang menurut pemerintah telah melakukan pemeliharaan di Wang Fuk Court selama lebih dari setahun.

Polisi mengatakan tiga pejabat perusahaan konstruksi itu ditangkap atas dugaan pembunuhan karena menggunakan bahan-bahan yang tidak aman, termasuk papan busa yang mudah terbakar yang menghalangi jendela.

"Kami punya alasan untuk meyakini bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab di perusahaan sangat lalai, yang menyebabkan kecelakaan ini dan menyebabkan api menyebar tak terkendali, yang mengakibatkan banyak korban jiwa," kata Inspektur Polisi Eileen Chung pada hari Kamis.

Prestige tidak menanggapi panggilan telepon berulang kali untuk dimintai komentar.

Pihak berwenang mengatakan polisi menyita dokumen penawaran, daftar karyawan, 14 komputer, dan tiga ponsel dari kantor perusahaan.

Biro pembangunan kota telah membahas peralihan bertahap dari perancah bambu ke perancah logam demi keamanan.

Lebih dari 4.600 orang tinggal di kompleks perumahan tersebut, yang ditutupi perancah bambu dan jaring hijau sebagai bagian dari pekerjaan renovasi.

Pada malam kedua setelah kebakaran, puluhan pengungsi tidur di atas kasur di dalam mal terdekat. Banyak yang mengatakan mereka ingin meninggalkan pusat evakuasi resmi untuk mereka yang lebih membutuhkan.

Orang-orang, mulai dari lansia hingga anak sekolah, membungkus diri dengan selimut atau tinggal di tenda di luar McDonald's dan toko swalayan sementara para relawan membagikan makanan ringan dan perlengkapan mandi.

“Kami tidak tahu kapan kami bisa pulang. Kami harus menunggu polisi memberi tahu,” kata seorang pria lanjut usia yang bersiap untuk tidur di mal.

Pemimpin Hong Kong John Lee mengatakan pemerintah akan menyiapkan dana sebesar HK$300 juta (USD 39 juta) untuk membantu warga. Beberapa perusahaan besar Tiongkok yang terdaftar juga mengumumkan donasi.

Hong Kong memiliki banyak kompleks perumahan bertingkat tinggi dan harga propertinya telah lama menjadi sumber ketidakpuasan.

Para analis mengatakan tragedi ini dapat memperparah kemarahan publik meskipun ada upaya untuk memperketat kendali politik dan keamanan nasional.

Para pemimpin pemerintah Hong Kong dan Partai Komunis Tiongkok bertindak cepat untuk menunjukkan bahwa mereka memandang situasi ini sebagai prioritas di tengah kekhawatiran tentang bagaimana tragedi ini dapat menguji pengawasan Beijing terhadap wilayah semi-otonom tersebut.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

portrait of rev martin luther king jr u l p74hmb0

Martin Luther King Jr

"Ada saatnya ketika diam adalah pengkhianatan."
Load More >