UPdates—Nurwani bolak-balik di dalam rumahnya di Gampong Lamreh, Aceh Besar. Malam itu, ibu berusia 50 tahun tersebut tiba-tiba saja merasakan kegelisahan yang tak biasa.
Kepada suaminya, Bustamam, ia mengeluhkan hatinya yang resah, tanpa tahu apa yang terjadi. Malam itu, setelah tidur, Nurwani bermimpi melihat air laut naik meratakan kampungnya.
Keesokan paginya, Nurwani menceritakan mimpi itu kepada mamaknya, Zainab. "Mamak bilang, itu mimpi baik karena air itu dingin,” kenang Nurwani seraya menghapus air matanya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari waspadaaceh.com, Kamis, 26 Desember 2024.
Saat ia pergi ke Pelabuhan Malahayati untuk menjual, mimpi itu masih membayangi ingatannya. Dia pun kembali menceritakannya kepada pelanggannya. Seorang pelanggan menyebut itu pertanda bala besar. Nurwani semakin resah.
Pada Minggu, 26 Desember 2004, pagi, Nurwani sedang sibuk memasak dan membersihkan bawang hasil panennya ketika tiba-tiba, terdengar tiga suara ledakan dari arah laut. “Saya pikir itu bom, karena saat itu konflik Aceh sedang terjadi. Kebetulan di pelabuhan sedang banyak TNI yang hendak dipulangkan ke daerah masing-masing usai bertugas,” ujarnya.
Namun, ledakan itu melebihi kekuatan bom apa pun. Itu adalah ledakan akibat gempa berkekuatan 9.3 skala richter yang akhirnya memicu tsunami. Hari itu, tepat 20 tahun lalu, Aceh berkubang air mata. Kiamat kecil memporak-porandakan bumi Serambi Mekkah.
Nurwani mengingat dengan jelas momen pagi itu. Ia menghambur keluar. Mamaknya yang keluar paling belakang langsung memeluknya lalu berkata, "Hari ini sudah kejadian seperti apa yang kamu mimpikan nak."
Tsunami tersebut, yang di Indonesia disebut sebagai Tsunami Aceh, menewaskan hampir 230.000 orang di 14 negara, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Memperingati bencana itu, Penjabat Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal ZA bersama K.H. Abdullah Gymnastiar dan Forkopimda Aceh melakukan ziarah kubur dan tabur bunga di Kuburan Massal Tsunami Ulee Lheue, Kamis 26 Desember 2024.
Safrizal sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs Humas Pemprov Aceh mengatakan, gempa dan tsunami Aceh menjadi pembelajaran bagi masyarakat di seluruh dunia.
“Bencana gempa dan tsunami Aceh bukan hanya menjadi pembelajaran bagi Aceh dan Indonesia tetapi juga bagi dunia. Gempa dan tsunami Aceh adalah bencana terdahsyat di era modern yang mengejutkan dunia,” ujar Safrizal dilansir, Kamis, 26 Desember 2024.
Mantan Pj Gubernur Kalimantan Selatan itu pun menegaskan pentingnya kegiatan peringatan tsunami yang digelar setiap tahun. “Kegiatan ini penting dilakukan setiap tahun sebagai sarana pembelajaran dan merawat ingatan, bahwa gempa dan tsunami bisa terjadi kapan saja.," ujarnya.