Tim penyelamat mencari korban selamat di antara puing-puing bangunan yang rusak di Mandalay. (Foto: AFP)

24 Jam Tim Penyelamat Gempa Myanmar belum Tidur: Kami Butuh Bantuan, Ratusan Orang Masih Terjebak

29 March 2025
Font +
Font -

UPdates—Tim penyelamat yang kelelahan dan kewalahan di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar memohon bantuan pada hari Sabtu saat mereka berjuang untuk menyelamatkan ratusan orang yang terjebak di gedung-gedung yang hancur akibat gempa bumi dahsyat yang terjadi Jumat kemarin.

You may also like : kebakaran bangkok epaHotel Backpacker di Bangkok Terbakar, 3 Turis Tewas, 7 Terluka

Gempa dangkal berkekuatan 7,7 skala Richter itu menghancurkan puluhan bangunan di Mandalay, ibu kota budaya negara tersebut dan rumah bagi lebih dari 1,7 juta orang.

You might be interested : images (1)Gempa Besar dan Tsunami Jepang Berikutnya Bisa Tewaskan 298.000 Orang

Di antara gedung-gedung yang paling parah terkena dampak di kota tersebut adalah pembangunan Kondominium Sky Villa, tempat lebih dari 90 orang dikhawatirkan terjebak.

Bangunan setinggi 12 lantai itu menyusut menjadi enam lantai akibat gempa, dinding hijau pastel yang retak di lantai atas bertengger di atas sisa-sisa lantai bawah yang hancur.

Para penyelamat memanjat reruntuhan dengan susah payah sambil menyingkirkan potongan-potongan puing dan reruntuhan dengan tangan saat mereka berusaha membuka jalan bagi mereka yang terjebak di dalamnya.

Di tempat lain, para penyelamat dengan sandal jepit dan peralatan pelindung minimal mengambil sisa-sisa bangunan dengan tangan, berteriak ke dalam reruntuhan dengan harapan mendengar teriakan seorang penyintas.

"Banyak korban di apartemen kondominium. Lebih dari 100 orang berhasil diselamatkan tadi malam," kata seorang petugas penyelamat yang meminta identitasnya dirahasiakan kepada AFP sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Gulf News, Sabtu, 29 Maret 2025.

Pemadaman listrik yang meluas telah menghambat upaya penyelamatan, sementara petugas darurat mengandalkan generator portabel untuk mendapatkan listrik.

Setelah lebih dari 24 jam pencarian yang putus asa, banyak korban yang kelelahan dan sangat membutuhkan pertolongan.

"Kami sudah di sini sejak tadi malam. Kami belum tidur. Lebih banyak bantuan dibutuhkan di sini," kata petugas penyelamat itu kepada AFP.

"Kami memiliki cukup tenaga kerja tetapi kami tidak memiliki cukup mobil. Kami mengangkut jenazah menggunakan truk ringan. Sekitar 10-20 jenazah dalam satu truk ringan," lanjutnya.

Myanmar terbiasa dengan gempa bumi, yang terbagi dari utara ke selatan oleh Sesar Sagaing yang aktif, tetapi gempa dahsyat hari Jumat itu luar biasa. Lebih dari 1.000 kematian telah dikonfirmasi, dengan hampir 2.400 orang terluka, dan dengan skala bencana yang baru mulai terlihat, jumlah korban kemungkinan akan meningkat secara signifikan.

"Kemarin, ketika gempa terjadi, saya berada di rumah saya. Itu cukup menakutkan," ujar warga Mandalay Ba Chit, 55 tahun, kepada AFP.

"Anggota keluarga saya selamat, tetapi orang lain terkena dampaknya. Saya merasa sangat kasihan kepada mereka. Saya merasa sangat sedih melihat situasi seperti ini," lanjutnya.

Kemampuan Myanmar untuk mengatasi dampak gempa terhambat oleh dampak perang saudara selama empat tahun, yang telah merusak sistem perawatan kesehatan dan darurat negara tersebut.

Sebagai indikasi potensi besarnya krisis, junta telah mengeluarkan seruan yang sangat jarang untuk bantuan internasional.

Penguasa militer sebelumnya telah menolak semua bantuan asing bahkan setelah bencana alam besar.

"Kami membutuhkan bantuan. Kami tidak memiliki cukup bantuan," kata warga Thar Aye, 68 tahun kepada AFP.

"Saya merasa sangat sedih melihat situasi tragis ini. Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya," tandasnya.

Selain Myanmar, kerusakan parah juga terjadi di Thailand meski jumlah korban tidak sebanyak di wilayah sekitar pusat gempa.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

gettyimages 635752305 e1610538598206 copy 48e2

Helen Keller

“Anda tidak akan pernah belajar sabar dan berani jika di dunia ini hanya ada kebahagiaan.”
Load More >