UPdates—Bolivia memanas. Pendukung mantan presiden Evo Morales menyerbu tiga pangkalan militer Bolivia dan menyandera tentara pada hari Jumat waktu setempat saat negara itu semakin terjerumus dalam kekacauan.
Presiden Luis Arce sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Miami Herald, Sabtu, 2 November 2024 mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok penyerbu menembakkan senjata dan melemparkan dinamit di wilayah Cochabamba di dataran rendah tropis negara itu. Kepala Angkatan Bersenjata mengatakan para penyerang juga menyita senjata dan amunisi.
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya penuntutan pidana terhadap Morales, dan menuntut agar ia diizinkan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan 2025.
Partai sosialis yang berkuasa terpecah menjadi beberapa faksi yang bersaing ketika Morales berselisih dengan Presiden Luis Arce, mantan anak didiknya, atas penanganannya terhadap ekonomi.
Sebelumnya, media lokal menunjukkan para pengunjuk rasa bersenjatakan tongkat di pangkalan militer Cacique Juan Maraza di kota Villa Tunari. Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Bersenjata meminta para pengunjuk rasa untuk segera meninggalkan barak.
Negara berpenduduk 12 juta orang ini telah mengalami keresahan sosial yang meningkat sejak bank sentral hampir kehabisan cadangan mata uang asing tahun lalu, yang menyebabkan para importir berjuang untuk mendapatkan dolar. Hal itu menyebabkan kekurangan barang-barang pokok dan mempercepat inflasi.
Jaksa menuduh Morales melakukan pemerkosaan terhadap anak di bawah umur atas dugaan hubungannya dengan seorang gadis berusia 15 tahun.
Morales mengatakan tuduhan itu bermotif politik, dan sebagian besar wilayah Bolivia lumpuh selama tiga minggu terakhir karena para pendukungnya mendirikan blokade jalan sebagai bentuk protes, yang memperburuk krisis ekonomi.
Pada Jumat pagi, pasukan keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa di kota Parotani saat pasukan mencoba menyingkirkan blokade di jalan raya utama yang menghubungkan Cochabamba dengan ibu kota La Paz.
Pemerintah Arce menuduh Morales menembaki polisi setelah menolak berhenti di pos pemeriksaan, Minggu lalu. Sementara mantan presiden itu sendiri menggambarkan kejadian membingungkan tersebut sebagai upaya untuk membunuhnya di mana ia mengaku ditembaki sejumlah pria bertopeng.