UPdates - Setiap tanggal 25 April, dunia memperingati Hari Malaria Sedunia. Peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan bahaya penyakit ini, sekaligus mendorong kolaborasi lintas negara dalam upaya pemberantasan malaria secara berkelanjutan.
Disadur Keidenesia dari laman National Today, Jumat, 25 April 2025, peringatan ini digagas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bentuk kampanye global dalam mengendalikan dan memberantas penyebaran malaria, penyakit menular yang dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles atau Culex yang terinfeksi. Selain melalui gigitan nyamuk, penyakit ini juga dapat menyebar melalui transfusi darah atau dari ibu ke bayi dalam kandungan.
Siapa pun dapat tertular malaria, meskipun penyakit ini tidak menular dari orang ke orang secara langsung.
Gejala yang ditimbulkan antara lain demam, berkeringat, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, mual, dan muntah. Jika tidak ditangani dengan cepat, malaria dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan kematian.
Hingga tahun 2016, tercatat ada 216 juta kasus malaria baru di seluruh dunia. Bagi sebagian orang di negara-negara tertentu, nyamuk mungkin hanya dianggap sebagai hama musim panas. Namun di banyak wilayah lain, terutama di Afrika sub-Sahara, gigitan nyamuk bisa mematikan.
Salah satu terobosan penting dalam pengobatan malaria terjadi pada tahun 2019. Hanya dua hari sebelum Hari Malaria Sedunia, para dokter di Afrika sub-Sahara mulai mengimunisasi anak-anak dengan vaksin malaria pertama di dunia.
Vaksin ini diharapkan dapat menyelamatkan puluhan ribu nyawa anak setiap tahunnya, menurut para pakar kesehatan.