UPdates - Polisi Turki menahan empat orang kartunis pada hari Senin, 30 Juni 2025 waktu setempat karena dituduh menggambar dan mendistribusikan kartun yang menurut pihak berwenang dan pengunjuk rasa merupakan penggambaran Nabi Muhammad dan Nabi Musa.
You may also like : Gempa 6,2 Skala Richter Guncang Turki, Warga Berlarian ke Jalan, Terasa Hingga Bulgaria
Disadur dari CNN, Selasa 1 Juli 2025, kartun tersebut diterbitkan oleh LeMan, majalah mingguan bergenre satir politik yang terkenal dengan komik-komiknya yang kontroversial seperti Charlie Hebdo asal Prancis.
You might be interested : Pertempuran Paling Sengit Tentara dan Jihadis Suriah, 242 Tewas
Dalam karikatur tersebut, memperlihatkan seseorang yang tampak seperti seorang pria Muslim dan seorang pria Yahudi, keduanya bersayap dan memiliki lingkaran cahaya, saling menyapa saat bom jatuh di bawah.
Kartun tersebut menjadi viral di media sosial empat hari setelah dipublikasikan. Ratusan orang turun ke jalan utama di Istanbul sebagai bentuk protes. Pihak berwenang Turki pun segera mengecam majalah tersebut.
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya menyebut kartun itu sebagai provokasi dan mengatakan mereka “yang berani melakukan ini akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum.”
Yerlikaya mengatakan kartun itu tidak dilindungi oleh kebebasan berekspresi atau kebebasan berbicara.
Fahrettin Altun, kepala komunikasi Kepresidenan Turki, menyebutnya sebagai “serangan keji terhadap keyakinan dan nilai-nilai kami.”
Kementerian Kehakiman negara itu mengumumkan penyelidikan telah diluncurkan terhadap insiden tersebut berdasarkan Pasal 216 KUHP Turki untuk kejahatan “menghina nilai-nilai agama di depan umum.”
Sementara itu, pihak majalah menjelaskan bahwa, "Kartun ini bukan karikatur Nabi Muhammad saw. Dalam karya tersebut, nama Muhammad direka-reka sebagai milik seorang Muslim yang terbunuh dalam pemboman Israel. Ada lebih dari 200 juta orang bernama Muhammad di dunia Islam. Karya tersebut tidak merujuk kepada Nabi Muhammad dengan cara apa pun."
"Dengan menyoroti seorang Muslim yang terbunuh, tujuannya adalah untuk menyoroti kebenaran kaum Muslim yang tertindas, tanpa maksud apa pun untuk meremehkan nilai-nilai agama. Kami menolak stigma yang dibebankan kepada kami, karena tidak ada penggambaran tentang Nabi kami," kata pihak LeMan.
"Menafsirkan kartun tersebut dengan cara seperti itu merupakan tindakan yang sangat jahat," imbuh majalah tersebut, tetapi juga menyampaikan permintaan maaf kepada pembaca yang mungkin merasa tersinggung.
Sementara itu, saat para pengunjuk rasa turun ke jalan, Kementerian Dalam Negeri merilis video kartunis yang ditahan di rumah mereka, bertelanjang kaki dan diborgol oleh polisi dengan judul seperti "Kalian tidak akan lolos dari pasukan keamanan kami atau dari keadilan."