UPdates—Meksiko melarang lagu balada perang narkoba. Pihak berwenang melarang pertunjukan narcocorridos di depan umum karena genre musik ini meromantisasi dan mengagungkan kartel narkoba.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv pada Selasa, 23 September 2025, menurut The New York Times pelarangan ini merupakan bagian dari perjuangan negara itu menghadapi dampak kejahatan terorganisir dan tekanan dari pemerintahan Donald Trump untuk menindak kartel.
Para politisi setempat ingin menunjukkan bahwa mereka tidak membenarkan lagu-lagu yang mengagungkan kegiatan kriminal,.
Bukan hanya lagu-lagu balada narkoba di Meksiko, sejumlah lagu di seluruh dunia, termasuk Indonesia juga pernah dilarang atau dibatasi.
Alasan umum pelarangan lagu-lagu itu termasuk karena mengkritik pemerintah, kebijakan, atau situasi politik, menggunakan lirik yang dianggap cabul atau tidak senonoh.
Selain itu, beberapa lagu dianggap mengandung lirik yang terlalu mudah menempel di otak sehingga dapat mengganggu konsentrasi, seperti dalam konteks belajar, serta mengandung unsur yang dianggap menyinggung suatu kelompok atau negara.
Berikut daftar 8 lagu di luar negeri yang pernah dilarang atau dibatasi dan alasannya sebagaimana dihimpun keidenesia.tv:
Another Brick In The Wall (Part 2/ Pink Floyd)
Dilarang di Afrika Selatan pada masa apartheid karena liriknya yang menentang sistem pendidikan negara.
APT (Rosé BLACKPINK dan Bruno Mars)
Dilarang didengarkan oleh pelajar Korea Selatan menjelang ujian karena dianggap terlalu candu dan mengganggu konsentrasi.
Fragile (Namewee ft. Kimberly Chen)
Dilarang di Tiongkok karena dianggap menghina bangsa dan negaranya.
The Pill (Loretta Lynn)
Dilarang oleh beberapa stasiun radio country di Amerika karena liriknya yang menganjurkan penggunaan kontrasepsi oral.
Louie Louie (The Kingsmen)
Dilarang oleh beberapa stasiun radio di Indiana karena dianggap pornografi, meskipun liriknya tidak eksplisit.
Strange Fruit (Billie Holiday)
Lagu ini menggambarkan pembunuhan massal secara brutal dan dianggap terlalu berpengaruh sehingga berpotensi memicu ketidakharmonisan sipil di AS.
Monster Mash (Bobby 'Boris' Pickett)
Lagu ini dianggap terlalu mengerikan, meskipun liriknya sebenarnya dimaksudkan untuk menyindir tren tari populer pada masa itu.
Leader Of The Pack (The Shangri-Las)
Lagu ini dilarang karena terlalu banyak merujuk pada kematian remaja di jalanan.