UPdates – Ambruknya musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur pada Senin, 29 September 2025 sore, masih menyisakan duka mendalam, terkhusus bagi para keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny.
You may also like : Gunung Semeru Erupsi Lagi Pagi Ini, Tinggi Letusan Capai 1 Km
Berdasarkan data terbaru yang dilansir dari beritajatim.com, Selasa, 30 September 2025, jumlah korban meninggal dunia kini telah mencapai tiga orang.
You might be interested : Pemilik Pagar Laut sudah "Terkepung"
Korban meninggal pertama diketahui atas nama Maulana Alfan Ibrahim (11), santri asal Surabaya, yang sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo.
Dua santri lainnya yang sebelumnya menjalani perawatan di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo juga dikabarkan meninggal dunia, masing-masing bernama Mochammad Mashudulhaq, santri asal Kali Kendal Dukuhpakis, Surabaya, dan Muhammad Sholeh (22), santri asal Pandan, Bangka Belitung.
Sementara itu, jumlah korban luka masih terus didata. Tercatat sekitar 49 santri dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo, 38 korban sempat dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dan 6 korban lainnya mendapat perawatan tim medis di RS Delta Surya Sidoarjo.
Hingga kini tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, dan berbagai unsur relawan masih terus melakukan pencarian korban serta evakuasi puing-puing reruntuhan bangunan tiga lantai yang roboh.
Sebelumnya, bangunan musala yang terdiri dari tiga lantai dan masih dalam proses pembangunan tersebut, ambruk saat ratusan santri tengah menunaikan salat ashar pada Senin sore.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib menjelaskan bahwa ambruknya musala diduga disebabkan penopang cor tidak kuat.
Saat kejadian bangunan sedang dalam tahap pengecoran akhir di bagian atas atau dek. Proses pembangunan musala itu sendiri imbuhnya, sudah berlangsung sejak 9 bulan lalu.