UPdates—Tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny menyisakan begitu banyak kisah yang menggetarkan jiwa.
Salah satunya diceritakan Haikal, santri asal Probolinggo, Jawa Timur yang tubuh mungilnya terkurung di bawah timbunan beton dan besi.
Haikal yang tidak pernah meninggalkan salatnya dalam peristiwa tragis itu mengaku sempat didera rasa haus luar biasa.
Tak jauh dari tempatnya terjepit beton dan besi, ia melihat dua botol air tergeletak. Namun, meski kerongkongannya sudah kering, Haikal menahan diri untuk mengambil air itu.
Kepada petugas yang berhasil mengeluarkannya dari bawah reruntuhan, ia menceritakan momen itu dan alasannya tidak mengambil air yang sebenarnya sangat ia butuhkan.
“Itu bukan hak saya,” ujar Haikal yang mengaku berusaha tetap menegakkan salat berjamaah bersama beberapa temannya yang masih hidup di bawah reruntuhan sebagaimana dilansir keidenesia.tv, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Ibunda Haikal, Dwi Ajeng juga menceritakan kisah lain yang dialami putranya. Sebuah keajaiban yang membuat bulu kuduk merinding. Sulit dipercaya, namun itu nyata terjadi.
Saat Haikal merasakan haus luar biasa dan sudah pasrah, tiba-tiba sesosok anak kecil muncul dan mendatanginya.
Menurut Dwi Ajeng, anak kecil yang tak dikenal putranya itu datang memberinya air, lalu menghilang entah kemana.
“Anak saya haus sekali. Terus ada anak kecil ngasih minum. Setelah itu dia tidur (berbaring), dipanggil-panggil nggak ada lagi (anak kecilnya). Itu yang bikin saya merinding,” tutur Dwi Ajeng,
Al Fatih Cakra Buana asal Bangkalan yang nyawanya seakan dipelihara oleh keajaiban juga menceritakan pengalamannya.
Remaja 14 tahun itu merupakan salah satu dari lima santri yang ditemukan hidup di bawah puing bangunan pada Senin, 30 September 2025 sore.
Ketika musala roboh, Al Fatih tertimpa pasir, seng, dan material bangunan lainnya saat mencoba berlari menyelamatkan diri.
“Saya sempat lari, tapi masih kena (runtuhan). Pas sadar, saya nggak merasa sakit sama sekali,” kata Al Fatih kepada awak media di RSUD R.T. Notopuro, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Santri yang hanya mengalami luka lecet di bagian punggung dan pantat itu mengaku seperti kehilangan kesadaran saat kejadian tersebut.
Saat itu, ia bahkan merasa sedang tidur sangat lama dan mengalami mimpi yang begitu nyata.
“Kayak tidur lama, terus mimpi minum pakai selang. Rasanya nyata banget. Terus kayak jalan-jalan di tempat gelap, naik mobil pick-up, tapi nggak tahu ke mana,” kisahnya lirih.
Ia terhindar dari tragedi yang lebih besar karena tubuhnya tertutup oleh tumpukan pasir dan lembaran seng. Itu melindunginya dari hantaman material lebih berat.
Al Fatih mengaku berlima saat itu. Namun, ia sudah tidak mengingat semuanya. Ia hanya mengaku keluar dengan merangkak pelan-pelan.