
UPdates—Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI baru beberapa hari lalu menggelar sidang perkara lima anggota nonaktif DPR RI yang dianggap menyakiti rakyat dan memicu demo besar pada akhir Agustus 2025. Namun, Senayan kini sudah kembali disorot.
You may also like :
Kepala BGN Usul Serangga untuk Menu Makan Gratis, DPR Minta Hati-hati
Kali ini, Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, yang ramai dibicarakan di media sosial setelah bersikap arogan dan menyebut bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak membutuhkan tenaga ahli gizi.
You might be interested :
Mulai Tahun Depan Program Makan Bergizi Gratis Serap Anggaran Rp1,2 Triliun per Hari
Itu terjadi dalam konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG se-Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu. Dalam video kegiatan itu, seorang ahli gizi memaparkan beberapa masalah teknis di lapangan serta solusi dalam menyempurnakan pelaksanaan program MBG.
Sorotannya salah satunya adalah banyaknya perekrutan non-ahli gizi untuk mengisi posisi ahli gizi di SPPG MBG. Saat itu, ia menyarankan Badan Gizi Nasional (BGN) bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) demi memenuhi kebutuhan ahli gizi untuk mendukung program MBG.
Agar kebersihan makanan tetap terjamin bagi para penerima manfaat, perempuan itu juga menekankan pentingnya keberadaan ahli sanitasi di setiap SPPG MBG. Ia pun menyebut organisasi mereka yang fokus di bidang ini.
Akan tetapi, saat ia akan menyampaikan saran dalam pernyataan terakhirya, Cucun mendadak memotong pembicaraan wanita berhijab itu. Cucun langsung menuduhnya arogan saat ia meminta waktu untuk menyampaikan sarannya.
“Saya nggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya,” tegasnya dalam video yang dipantau Keidenesia.tv di X, Senin, 17 November 2025.
Politikus PKB itu kemudian menegaskan bahwa profesi ahli gizi tidak lagi diperlukan dalam MBG. Ia mengaku akan mengubah penyebutan profesi tersebut.
"Nanti saya akan selesaikan di DPR, ketika sudah rapat di DPR saya ketok kita tidak perlu ahli gizi, tidak perlu Persagi, yang diperlukan adalah satu tenaga yang mengawasi gizi, tidak perlu ahli gizi. Selesai kalian, cocok?" tegasnya.
Ia lantas mengaku akan menggelar rapat dengan BGN untuk mengubah istilah “Ahli Gizi” menjadi “Pengawas Gizi” agar posisi tersebut tak lagi harus diisi tenaga ahli gizi.
Menurut Cucun, program MBG tidak membutuhkan Persagi maupun ahli gizi, sebab menurut dia, semua orang bisa jadi ahli gizi hanya dengan mengikuti pelatihan tiga bulan.
Ia kemudian menyinggung soal jabatan camat. Menurutnya, seorang camat tidak mutlak harus dari SPDN, akan tetapi bisa dari lulusan lain sepanjang memiliki ilmu di bidang pemerintahan.
Cucu juga menyebut bahwa pihak Dinkes dapat melatih warga lokal, termasuk fresh graduate dan lulusan SMA, selama tiga bulan untuk kemudian diberikan sertifikasi.
“Nanti tinggal Ibu Kadinkes melatih orang. Anak-anak di kabupaten ini kan banyak yang pintar. Dilatih tiga bulan, dikasih sertifikasi BNSP, selesai. Tidak perlu seperti kalian yang sombong seperti ini,” tegasnya.
Pernyataan lain yang juga memicu kemarahan publik adalah klaim bahwa siapa saja bisa menangani gizi, bahkan seorang ustaz.
"Kalau tenaga yang mengelola gizi tadi seperti yang disampaikan oleh Ahli Gizi, siapapun bisa, ustaz pun bisa ketika kemudian menangani dapur-dapur pesanren gitu tadi ya," ujarnya.
Pernyataan Cucun itu membuat para ahli gizi yang ada di ruangan itu terdengar terkejut dan kurang terima. “Parah ini. Viral ini,” kata salah satu peserta dalam video yang menyebar luas dan kemudian viral.
Setelah viral, Cucun banjir hujatan. Bahkan, akun Instagramnya diserbu netizen.
"Pak di sana Kakaknya cuman ngasih saran dan solusi kenapa jawaban bapak ketus dan arogan begitu yg AG merasa terzholimi," kata pengguna Instagram dengan akun bernama @acoongg_e di kolom komentar unggahan Cucun sebagaimana dipantau Keidenesia.tv.
"Sehat sehat ah pak, semoga selalu diilancarkan urusannya setelah mendzolimi kami," imbuh @this.frrxz.