
UPdates—Gunung Semeru di Jawa Timur meletus dahsyat pada Rabu, 19 November 2025 dan kini berstatus awas. Letusan ini memicu kepanikan warga yang melihat awan panas bergerak cepat ke lembah.
You may also like :
Gunung Ile Lewotolok Erupsi, Lontarkan Lava Pijar dari Mulut Kawah
Awan panas terpantau menyapu kawasan Besuk Kobokan dan menjangkau radius belasan kilometer.
You might be interested :
Korban Meninggal Ambruknya Musala Ponpes Sidoarjo Jadi 5 Orang, 59 Santri Masih Terjebak di Reruntuhan
Kondisi tersebut memicu peningkatan status kegunungapian dari siaga menjadi awas dalam waktu singkat.
Badan Geologi dan BPBD Lumajang segera mengeluarkan peringatan bahaya setelah letusan terjadi.
Warga yang tinggal di wilayah sekitar aliran awan panas langsung dievakuasi.
Berikut 6 fakta erupsi Gunung Semeru sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari RRI.co.id, Kamis, 20 November 2025:
Gunung Semeru meluncurkan awan panas sejauh 5,5 kilometer dari kawah. Kolom abu terlihat pekat dan condong ke barat laut hingga utara.
Kepala BPBD Lumajang Isnugroho, menjelaskan arah aliran awan panas menuju Besuk Kobokan. “Gunung Semeru luncurkan awan panas guguran sejauh 5,5 kilometer ke arah Besuk Kobokan,” ujarnya.
Badan Geologi menaikkan status Semeru ke level IV atau awas pada Rabu, 19 November 2025. Kenaikan status terjadi cepat dari waspada menjadi awas dalam satu hari.
Kepala Badan Geologi M Wafid, meminta masyarakat menjauhi radius delapan kilometer dari puncak. “Warga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar,” katanya.
Erupsi menyemburkan awan panas sampai 13 kilometer menuju dua aliran sungai. Suasana mencekam terlihat di Jembatan Gladak Perak saat abu pekat mulai menyapu lembah.
Warga Desa Supit Urang langsung berlarian menghindari awan panas yang bergerak cepat. Warga yang panik menghentikan seluruh aktivitas penambangan.
Balai Besar TNBTS menutup seluruh jalur pendakian setelah status meningkat menjadi awas. Penutupan dilakukan untuk mencegah risiko terhadap pendaki dan warga sekitar.
Kepala BB TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha meminta warga menjauhi radius delapan kilometer. “Pendakian Semeru, termasuk jalur Ranu Kumbolo, ditutup hingga dinyatakan aman,” katanya.
Pemkab Lumajang menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari mulai 19 November 2025. Surat edaran disampaikan kepada kepala perangkat daerah hingga masyarakat terdampak.
“Saya menetapkan status tanggap darurat demi memastikan penanganan berjalan terpadu,” kata Bupati Indah Amperawati
Sebanyak 178 pendaki dilaporkan tertahan di Ranu Kumbolo saat erupsi terjadi. BNPB mengirim tim khusus yang dipimpin Deputi 1 untuk evakuasi.
Kepala BNPB Suharyanto menyebut terdapat 300 warga mengungsi di tiga titik. “Terdata 300 jiwa mengungsi dan belum ada laporan korban akibat erupsi,” ujarnya.