
UPdates – Pemerintah Nepal kembali memberlakukan penerapan jam malam di distrik Bara, Nepal untuk hari kedua berturut-turut sebagai upaya mencegah bentrokan baru.
Sebelumnya, disadur dari Economic Times, kelompok Gen-Z terlibat bentrok dengan kader Partai Komunis Nepal–Marxis-Leninis Terpadu (CPN-UML) pada Jumat, 21 November 2025 waktu setempat. CPN-UML sebelumnya dipimpin mantan perdana menteri Nepal, KP Sharma Oli.
Pembatasan waktu tersebut dilakukan setelah para Gen-Z kembali turun ke jalan. Hal tersebut memicu kekhawatiran tentang potensi eskalasi. Ketegangan pun kembali memuncak di kota Simara pada Rabu lalu saat polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Konfrontasi yang memanas di dekat Bandara Simara juga memaksa otoritas bandara menghentikan operasi.
Pada September lalu, kerusuhan dalam demonstrasi Gen-z di Nepal menewaskan sedikitnya 76 orang.
Dalam kerusuhan itu, massa membakar gedung parlemen, pengadilan, dan berbagai kantor pemerintah. Krisis itu berujung pada digulingkannya perdana menteri empat periode KP Sharma Oli, dan Ram Chandra Karki ditunjuk sebagai perdana menteri interim.
Demonstrasi tersebut dipicu oleh larangan singkat penggunaan media sosial.
Sementara itu, Perdana Menteri interim Nepal, Sushila Karki, menyerukan ketenangan dan meminta semua pihak menghindari provokasi politik. Karki juga mengimbau masyarakat untuk tetap percaya pada proses demokrasi menjelang pemilu yang dijadwalkan pada 5 Maret 2026.
Karki mengatakan, telah mengarahkan aparat keamanan untuk bekerja dengan penuh kehati-hatian guna menjaga perdamaian dan ketertiban.