UPdates—Seorang nenek yang menderita pendarahan otak yang mematikan mengalami pemulihan ajaib—setelah dokter mengatakan kepada keluarganya sebanyak lima kali bahwa ia tidak akan bertahan hidup.
You may also like : Ajaib, Pendayung Kayak Ditelan Paus di Cile dan Masih Hidup saat Dimuntahkan
Millie Beckett mengalami koma selama tiga minggu setelah pendarahan hebat tersebut, tetapi suaminya yang setia tidak pernah meninggalkannya.
You might be interested : Hasil UEFA Nations League: Brace Ronaldo Loloskan Portugal, Spanyol Tekuk Denmark
Putri Millie, Corinne, mengatakan bahwa keluarganya benar-benar 'hancur' ketika tim medis di Rumah Sakit Inverclyde Royal di Skotlandia memperingatkan bahwa meskipun wanita berusia 74 tahun itu hidup, ia akan mengalami cacat parah dan membutuhkan perawatan 24 jam.
Namun, Millie kembali pulih dalam beberapa minggu—dan lima bulan kemudian, ia telah pulih hampir sepenuhnya.
“Ibu dirawat di rumah sakit selama delapan minggu. Jujur saja, setiap kali saya melihatnya, saya ingin menangis. Kami pikir dia sudah meninggal,” kata putrinya Corrine sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Good News Network, Sabtu, 24 Mei 2025.
“Kami benar-benar terpukul ketika diberi tahu bahwa itu adalah berita buruk, dan dia tidak akan selamat,” lanjutnya.
Millie, yang tinggal di Inverkip, Skotlandia, baru pensiun pada tahun 2023 setelah berkarier di bidang perawatan sosial.
“Kami adalah keluarga yang sangat dekat. Kami melakukan semuanya bersama-sama. Ibu dan ayah saya adalah sahabat kami,” ujar Corrine kepada kantor berita SWNS.
Menengok kembali apa yang terjadi, sang suami Thomas, yang menjalankan perusahaan manufakturnya sendiri sebelum pensiun, mengatakan bahwa mereka menyadari pada tanggal 30 November bahwa Millie menjadi sangat bingung dan disorientasi serta mencampuradukkan kata-katanya.
Mereka segera membawanya ke rumah sakit tempat pemindaian otak dilakukan. Keluarga itu kemudian diberi tahu bahwa Millie telah menderita pendarahan otak intraserebral yang parah, yang merupakan jenis stroke.
"Mereka pada dasarnya memberi tahu kami bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan untuknya. Pendarahannya terlalu besar untuk dioperasi," kenang Corinne.
Millie kemudian dirawat di kamar unit stroke. "Mereka juga memberi kami kamar. Kami tidak tahan jika dia meninggal dan tidak ada seorang pun di sisinya. Dia tidak responsif dan koma, tetapi ayah tidak pernah meninggalkannya," tutur Corinne.
Seiring berjalannya waktu, prognosisnya tidak berubah; Millie tetap lumpuh dan tidak bisa bicara. "Lima kali kami diberi tahu bahwa ibu tidak akan selamat, dan jika mereka melepaskannya dari mesin, dia akan meninggal," bebernya.
Namun, setelah tiga minggu, Millie mulai merespons pengobatan, dan dengan bantuan staf di unit stroke, pemulihannya berlanjut hingga ke titik di mana, delapan minggu setelah pendarahan, dia mampu berjalan keluar dari unit.
"Mereka menawari saya kursi roda tetapi saya tidak membutuhkannya. Keluarga saya jauh lebih menderita daripada saya. Saya sama sekali tidak mengingatnya," kata Millie.
Millie yang luar biasa kini menantikan liburan musim panasnya di Spanyol bersama Thomas—yang telah dinikahinya selama 57 tahun—dan menikmati masa pensiun mereka.
"Saya hanya ingin memanfaatkan setiap hari sebaik-baiknya. Ketika saya melihat para perawat di kota, mereka berkata kepada saya, 'Itulah keajaiban Natal kami'," ujarnya,
Keluarga tersebut selamanya berterima kasih kepada tim di unit stroke IRH. "Mereka luar biasa bagi ibu saya dan bagi kami. Mereka tidak pernah berhenti membantu kami," puji Corinne.
Keluarga tersebut sekarang bermaksud untuk mengumpulkan ribuan dolar bagi unit stroke sebagai tanda terima kasih dan untuk membantu pasien lain. "Kami ingin membalas budi, untuk membantu pasien lain," kata Corinne.