
UPdates—Aktivis Inggris Ruth Herbert hampir menyelesaikan perjalanan kaki 6,5 bulannya dari Inggris ke Istanbul untuk menggalang donasi bagi warga Palestina.
You may also like :
Israel Dicuekin, Amerika dan Hamas Nego "Diam-diam", Sandera AS Segera Dibebaskan
Wanita berusia 52 tahun itu meninggalkan rumahnya di Arnside pada 2 Mei dan melintasi 12 negara termasuk Inggris, Prancis, Swiss, Italia, Slovenia, Montenegro, Albania, Makedonia Utara, dan Yunani sebelum mencapai Turki.
You might be interested :
Hari Ini 6 Orang, Sudah 367 Warga Gaza Mati Kelaparan
Ia mengakhiri perjalanannya selama 6,5 bulan di Istanbul, Sabtu, 15 November 2025 hari ini.
Sejauh ini, ia telah mengumpulkan sekitar £50.000 atau sekitar Rp1,1 miliar.
Kepada Anadolu, Herbert mengatakan bahwa perjalanan kaki tersebut terinspirasi oleh keinginannya untuk berbuat lebih banyak bagi warga Palestina selain menghadiri aksi protes.
"Yang menginspirasi saya untuk melakukan ini adalah melihat penderitaan rakyat Palestina dan merasa ingin berbuat sesuatu. Tentu saja, menulis surat kepada pemerintah kita dan menghadiri demonstrasi di Inggris cukup umum, tetapi saya merasa itu tidak cukup. Saya ingin mendukung badan amal Medical Aid for Palestines, dan saya memikirkan hal ini untuk menggalang dana," kata Herbert sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Anadolu, Sabtu, 15 November 2025.
Herbert menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk membawa harapan di tengah keputusasaan dan bertemu orang-orang di seluruh Eropa dan dunia yang mendukung perjuangan rakyat Palestina. “Karena saya tidak tahu harus berbuat apa lagi," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa berjalan kaki juga membantunya memproses kengerian yang terjadi di Gaza dan berkontribusi pada penyembuhan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk rakyat Palestina.
"Karena saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Saya hanya berpikir, ya, apa pun yang kita lakukan tidak masalah selama kita melakukan sesuatu. Saya pernah berjalan jauh sekali sebelumnya, tapi tidak terlalu lama, sebulan, tapi saya menikmatinya dan saya pikir berada di luar dan bergerak membantu kita memproses segala sesuatu secara mental. Saya pikir menyaksikan semua kengerian Gaza telah melukai kita semua, seluruh umat manusia, dan saya ingin berjalan untuk membantu diri saya sendiri, tetapi juga untuk membantu menyembuhkan rakyat Palestina, baik secara fisik maupun mental," jelasnya.
Menurutnya, membantu Palestina harus dilakukan bersama-sama. "Secara kolektif, jika kita semua melakukan sesuatu, kita menciptakan gelombang dan kemudian akan ada lebih banyak orang... orang-orang merasakan dengan kuat apa yang terjadi di Palestina... setiap tindakan yang kita ambil dan membangun komunitas di seluruh dunia untuk mengetahui bahwa kita tidak sendirian dalam perasaan kita tentang kehancuran di Palestina," tegasnya.
Menekankan bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam, ia menambahkan bahwa mereka harus terus berjuang.
“Kita harus berpegang teguh pada harapan dan terus berjuang karena setiap perjuangan atau gerakan perlawanan membutuhkan waktu dan kita harus berada di dalamnya dalam jangka panjang dan kita harus berusaha keras dan itu tidak terjadi dalam semalam, tetapi kita harus terus berjuang,” tegasnya.
Baginya, sebagai manusia, semua orang punya tanggung jawab kemanusiaan untuk membela Palestina.
“Saya pikir kemanusiaan kita terikat pada Palestina dan bagaimana kita memperlakukan Palestina akan memengaruhi seluruh planet dan seluruh dunia dan bagaimana kita tidak bisa membiarkan suatu bangsa dihancurkan dan rumah mereka dirampas dan berpangku tangan. Kita harus terus berjuang demi keadilan, dan inilah mengapa saya mengatakan kita membutuhkan perdamaian dan keadilan untuk Palestina,” ujarnya.
Herbert menggambarkan perjalanan itu sebagai tantangan fisik tetapi merupakan suatu kehormatan besar, mengatakan bahwa ia telah melewati 12 negara, bertemu banyak orang, dan menyaksikan berbagai tindakan kemurahan hati, seperti makanan dan akomodasi gratis.
"Saya sangat senang karena target saya untuk mengumpulkan £50.000 untuk bantuan medis bagi warga Palestina hampir tercapai. Jadi, jika ada yang ingin terus berdonasi, akan ada tautannya. Dengan begitu, saya mungkin bisa mencapai target penggalangan dana tersebut," ujar aktivis tersebut.