UPdates - Polusi udara sudah menjadi masalah utama di kota-kota besar, terutama di tengah isu lingkungan dan keterbatasan ruang hijau. Sebagai upaya mengatasi krisis kualitas udara dan peningkatan emisi karbon di lingkungan perkotaan, kini hadir inovasi baru yang menawarkan solusi futuristic yakni Algae Tree.
Teknologi ini dikenal sebagai “pohon cair” karena kemampuannya meniru fungsi pohon dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Bahkan, Algae Tree diklaim mampu menyerap karbon hingga 25 kali lebih banyak dibandingkan tanaman biasa.
Meski begitu, teknologi ini bukanlah pengganti pohon alami secara menyeluruh, melainkan pelengkap, terutama di lokasi-lokasi yang tidak memungkinkan penanaman pohon karena keterbatasan ruang atau kondisi lingkungan.
Algae Tree bekerja dengan memanfaatkan mikroalga, yaitu organisme bersel satu yang hidup di air dan mampu melakukan fotosintesis seperti tumbuhan. Teknologi ini menggunakan sistem yang disebut fotobioreaktor: tabung transparan yang diisi mikroalga cair, dilengkapi pencahayaan dan aliran udara agar alga dapat tumbuh dan “bernapas.”
Dalam proses ini, mikroalga menyerap karbon dari udara, menghasilkan oksigen, dan menciptakan biomassa yang berguna. Algae Tree memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya solusi cerdas untuk lingkungan perkotaan.
Dengan ukuran yang kompak dan sistem operasi otomatis, alat ini dapat dipasang di berbagai lokasi strategis seperti trotoar, ruang publik, bahkan dalam ruangan, tanpa memerlukan lahan luas seperti pohon pada umumnya.
Selain menyerap karbon dan menghasilkan oksigen, Algae Tree juga menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik—memberikan nilai tambah secara ekonomis.
Teknologi ini juga mendukung program perdagangan karbon dan target pengurangan emisi nasional, sekaligus mempercantik kota dengan desain yang modern dan futuristik. Potensi penggunaannya sangat luas, mulai dari kawasan industri hingga pusat kota yang padat dan minim ruang hijau.
Sebagai negara dengan pertumbuhan kota yang pesat dan tingkat polusi udara yang tinggi, Indonesia merupakan lokasi ideal untuk uji coba dan penerapan teknologi ini.
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah salah satu lembaga yang turut mengembangkan Algae Tree di Indonesia.
Teknologi ini merupakan simbol dari arah baru dalam penanganan krisis lingkungan—menggabungkan pendekatan alami dengan kecanggihan teknologi. Di masa depan, bukan tidak mungkin jalan-jalan kota akan dihiasi oleh “pohon cair” yang secara diam-diam bekerja menyerap karbon dan menyelamatkan bumi.