Sara Duterte (Foto: Instagram)

Ancam Bunuh Presiden, Wakil Presiden Filipina kini Hadapi Gugatan Pemakzulan

2 December 2024
Font +
Font -

UPdates—Gugatan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Filipina Sara Duterte diajukan pada hari Senin. Gugatan itu terkait ancaman pembunuhan yang dilontarkannya terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr.dan dugaan perannya dalam pembunuhan di luar hukum terhadap tersangka narkoba, korupsi, dan kegagalan untuk melawan agresi Tiongkok di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Gugatan pemakzulan yang diajukan oleh beberapa aktivis masyarakat sipil terkemuka di DPR menuduh Sara Duterte melanggar Konstitusi negara, mengkhianati kepercayaan publik, dan kejahatan tinggi lainnya, termasuk ancaman pembunuhan yang dilontarkannya terhadap Presiden, istrinya, dan juru bicara DPR.

Sara Duterte tidak segera memberikan tanggapan apa pun terhadap gugatan pemakzulan tersebut, yang menuduhnya melakukan sekitar dua lusin dugaan kejahatan.

"Kami berharap bahwa dengan gugatan ini, kami dapat mengakhiri mimpi buruk yang dibawa Wakil Presiden kami kepada rakyat," kata Rep. Percival Cendana, yang memberikan dukungan atas gugatan tersebut sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari TIME, Senin, 2 Desember 2024.

Salinan pengaduan yang dilihat oleh Associated Press menyebut ancaman Wakil Presiden menunjukkan tingkat ketidakmampuan mental responden, kebejatannya, dan kurangnya kebugaran mental untuk terus memegang jabatan tinggi Wakil Presiden Filipina. "Hal yang sama tidak hanya merupakan pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, tetapi juga kejahatan besar yang akan menuntut pemakzulan langsungnya dari jabatan," demikian salinan itu.

Sara Duterte, seorang pengacara berusia 46 tahun, juga dituduh dalam pengaduan tersebut memiliki kekayaan yang tidak dapat dijelaskan dan membiarkan berlanjutnya pembunuhan di luar hukum terhadap tersangka narkoba yang dimulai oleh ayahnya, mantan wali kota Davao City bagian selatan, ketika ia memegang jabatan itu di masa lalu.

Dalam konferensi pers daring pada 23 November Sara Duterte mengaku telah menyewa seorang pembunuh untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika ia terbunuh. Ancaman itu ia peringatkan bukanlah lelucon.

Dia kemudian mengatakan bahwa dia tidak mengancamnya tetapi menyatakan kekhawatiran akan keselamatannya sendiri.

Pengaduan pemakzulan akan diteliti oleh Kongres Filipina, yang didominasi oleh sekutu Marcos dan sepupunya sekaligus pendukung utamanya, Romualdez, yang juga berselisih secara politik dengan Wakil Presiden. Prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Font +
Font -