UPdates—Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Maman Imanul Haq menyoroti banyaknya jemaah haji Indonesia yang wafat sebelum puncak ibadah haji.
You may also like : Kisah Zahrotun, Remaja 18 Tahun yang Menangis Mengenang Ayahnya di Tanah Suci
Politikus PKB itu menegaskan perlunya investigasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proses pemeriksaan kesehatan jemaah haji.
You might be interested : Insiden Penembakan 5 WNI, DPR: Malaysia harus Terbuka, jangan Ada yang Ditutup-tutupi
“Komisi VIII selalu menekankan pentingnya istitha’ah dalam kesehatan. Tahun lalu, ada jemaah yang sudah sampai di asrama haji namun tidak jadi diberangkatkan setelah pemeriksaan ulang menyatakan yang bersangkutan tidak layak terbang,” ungkap Maman sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs resmi DPR RI, Selasa, 27 Mei 2025.
Maman menegaskan, kejadian serupa tampaknya masih terulang. Ia mencontohkan kasus jemaah asal Sidoarjo yang wafat akibat serangan jantung di dalam pesawat.
“Ini membuktikan bahwa masih ada yang perlu diinvestigasi secara serius,” tegasnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu menyoroti kemungkinan adanya kelonggaran dalam proses pemeriksaan kesehatan.
“Istitha’ah kesehatan ini harus benar-benar dipahami bukan hanya oleh jemaah, tetapi juga tim medis. Jangan sampai ada yang diloloskan karena kedekatan pribadi, seperti saudara atau sahabat,” ujar Maman.
Menurutnya, proses penyaringan kesehatan harus dilakukan secara berlapis dan melibatkan keluarga.
“Keluarga jangan justru mendorong keberangkatan dengan alasan yang tidak logis, seperti keinginan wafat di Tanah Suci. Itu harus diluruskan,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang bisa dirancang. Ia pun mendesak agar Kementerian Kesehatan, tim medis, dan keluarga terus menanamkan kesadaran bahwa faktor kesehatan adalah syarat mutlak dalam keberangkatan haji. “Faktor kesehatan harus jadi prioritas utama,” ujar Maman.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga Senin, 26 Mei 2025 pukul 17.30 WITA, ada 62 jemaah haji Indonesia yang tercatat meninggal dunia.
Angka itu bertambah empat orang dari data sebelumnya pada Minggu, 25 Mei 2025. Hingga pukul 13.00 WITA pada Minggu siang, data Siskohat menyebut ada 58 jemaah yang wafat. Mayoritas jemaah wafat adalah laki-laki.