UPdates - Becce laung adalah salah satu camilan khas di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari website Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, Selasa, 5 Agustus 2025, makanan ini pernah menjadi primadona di era 1960 hingga 1990-an.
Kala itu, becce laung dan bajabu (abon ikan) merupakan bekal wajib bagi para calon jemaah haji yang menggunakan kapal laut. Camilan ini juga selalu menjadi oleh-oleh para mahasiswa dari Bumi Nene Mallomo yang pergi menimba ilmu ke daerah lain.
Hal tersebut karena becce laung sangat awet alias tahan lama dan tak memakan banyak ruang untuk disimpan di dalam tas.
Penamaan kuliner ini berasal dari dua kosakata dalam Bahasa Bugis, yaitu becce (sapaan masyarakat untuk perempuan) dan laung (lama). Jadi, becce laung dapat diartikan sebagai makanan yang dibuat oleh perempuan dan dapat dinikmati dalam waktu yang cukup lama.
Camilan khas Sidrap ini terbuat dari beras, parutan kelapa muda yang telah dihilangkan kulit arinya, dan garam. Ketiganya dicampur menjadi sebuah adonan, lalu disangrai menggunakan wajan dengan api kecil hingga berwarna kekuning-kuningan.
Becce laung disajikan bersama secangkir teh (foto:Ist)
Setelah itu, becce laung dengan tambahan taburan gula pasir siap disajikan dan dinikmati.
Di Makassar, camilan ini dikenal dengan nama sakko’-sakko’ karena rawan membuat orang tersedak. Maka dari itu, kamu harus menikmatinya dengan secangkir kopi, teh, atau setidaknya air putih.