Ilustrasi penangkapan (Foto: Freepik)

Bikin Video Porno Gadis di Bawah Umur di Laos dan Myanmar, 2 Pria Lansia Jepang Ditangkap

28 August 2025
Font +
Font -

UPdates—Kepolisian Prefektur Aichi menangkap dua pria lanjut usia (lansia) Jepang atas dugaan memproduksi pornografi anak dengan merekam video gadis di bawah umur di Laos dan Myanmar.

You may also like : rumah sakit apTuris Keracunan Massal Minuman Beralkohol di Laos, sudah 6 Tewas

Kedua pria yang ditangkap itu yakni Yoshihiro Shirai, 60 tahun, seorang dokter gigi dari Osaka, dan Kazuhiko Uji, 65 tahun, seorang pengangguran dari Nagoya.

You might be interested : img 4677 x600Link Live Streaming Myanmar vs Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Malam Ini

Penangkapan ini terjadi di tengah skandal yang berkembang mengenai keterlibatan warga negara Jepang dalam dugaan prostitusi anak di Laos.

Uji dilaporkan tetap bungkam, sementara Shirai membantah tuduhan tersebut.  "Saya tidak tahu (gadis itu) berusia di bawah 18 tahun," kata Shirai sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Asahi Shimbun, Kamis, 28 Agustus 2025.

Menurut polisi, Uji diduga merekam seorang gadis di sebuah hotel di Laos sekitar bulan Maret tahun ini. Sementara Shirai dituduh merekam seorang gadis di Myanmar sekitar bulan Oktober tahun lalu.

Polisi mengatakan kedua pria itu tahu korban mereka berusia di bawah 18 tahun dan memproduksi pornografi anak dengan merekam gadis-gadis itu secara cabul.

Penyidik ​​telah menyita rekaman video dan kamera kecil dari kedua pria tersebut. Video yang disita diduga berisi rekaman tindakan cabul dengan gadis-gadis itu.

Polisi meminta seorang ahli medis untuk menganalisis rekaman tersebut dan menyimpulkan bahwa gadis-gadis itu berusia di bawah 18 tahun.

Selama pemeriksaan sukarela awal sebelum penangkapan mereka, kedua pria itu dilaporkan mengakui telah membayar perempuan yang mereka temui di daerah setempat untuk berhubungan seks.

"Kami memiliki perasaan romantis yang sama," kata Uji saat itu.

Sementara Shirai mengatakan bahwa korban tampak seperti berusia 30-an dan bahwa ia telah memfilmkannya dengan persetujuan gadis itu.

Polisi kini sedang menyelidiki latar belakang kasus ini, karena kedua pria tersebut dilaporkan bertukar informasi tentang prostitusi anak di luar negeri.

Pada bulan Juni tahun ini, menanggapi unggahan media sosial yang mengisyaratkan warga negara Jepang terlibat dalam prostitusi anak di Laos, Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan peringatan di situs webnya.

Imbauan tersebut mengingatkan para pelancong bahwa prostitusi anak merupakan pelanggaran ekstrateritorial, yang berarti dapat dihukum berdasarkan hukum Jepang meskipun terjadi di luar negeri.

Tindakan ini juga didorong oleh petisi yang diajukan oleh warga negara Jepang yang tinggal di Laos yang menyerukan pemberantasan prostitusi anak.

Norihiko Yamada, seorang peneliti di Institute of Developing Economies, sebuah lembaga penelitian yang berafiliasi dengan Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang (JETRO),mengatakan, kemiskinan dan inflasi yang meningkat di Laos telah menyebabkan kasus-kasus di mana anak-anak dari daerah pedesaan miskin dijual oleh orang tua mereka ke dalam prostitusi perkotaan.

Yamada, yang berspesialisasi dalam politik Laos, mengatakan bahwa sejak tahun 2010-an, unggahan yang menggembar-gemborkan pengalaman prostitusi anak di Laos telah menyebar di media sosial, meningkatkan jumlah wisatawan Jepang yang bepergian ke sana untuk tujuan terlarang.

Meskipun prostitusi anak juga merupakan kejahatan di Laos, penyuapan merajalela, dan pemerintah daerah belum mampu menindak tegas sepenuhnya.

Yamada menggambarkan penerapan ketentuan yurisdiksi ekstrateritorial oleh kepolisian Prefektur Aichi dalam kasus ini sebagai sebuah tindakan pencegah.

"Sangat penting bagi negara-negara lain, organisasi internasional, dan LSM untuk juga menekan pemerintah," kata Yamada.

Yuriko Saito, seorang profesor riset di Universitas Daito Bunka dan pakar isu perdagangan manusia di Asia Tenggara, mengatakan, Laos memiliki sistem yang kurang memadai untuk melindungi anak-anak. “Dan tampaknya banyak yang diperdagangkan ke sana untuk tujuan prostitusi," katanya.

Font +
Font -