Kondisi cuaca Indonesia dilihat berdasarkan pantauan citra satelit. (Foto : BMKG)

BMKG: Waspada Banjir Bandang dan Longsor, Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia 2-7 Februari

2 February 2025
Font +
Font -

UPdates—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat, khususnya yang berada di daerah rawan bencana untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.

You may also like : gempa bengkuluGempa Magnitudo 5,5 Guncang Bengkulu Selatan, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Berdasarkan analisis terbaru BMKG per 1 Februari 2025, terdeteksi adanya gangguan atmosfer berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S di selatan Indonesia, khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

You might be interested : cuplikan layar 2024 12 24 115657Banjir Masih Merendam Blok 8 dan 10 Perumnas Antang Makassar

"Kehadiran kedua bibit siklon ini mempengaruhi kondisi cuaca di pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujar Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari  InfoPublik, Minggu 2 Februari 2025.

Menurut Dwikorita, meskipun pergerakannya terpantau menjauhi Indonesia, namun keduanya masih berpotensi berkembang menjadi siklon tropis dalam 2-3 hari ke depan.

Selain itu, teridentifikasi pula Bibit Siklon Tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia, yang berkontribusi terhadap meningkatnya potensi cuaca ekstrem di Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Sejumlah fenomena atmosfer lainnya diperkirakan tetap berperan dominan dalam dinamika cuaca selama sepekan ke depan, di antaranya dampak La Nina Lemah, Monsun Asia dan Seruakan Dingin (Cold Surge), aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Atmosfer Kelvin dan Rossby, serta Labilitas Atmosfer dan Zona Konvergensi.

Dwikorita menyebut, kombinasi fenomena-fenomena tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada periode 2-7 Februari 2025.

Daerah yang terdampak antara lain, Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, NTB, NTT, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, dan Jambi.

BMKG memandang perlu adanya antisipasi dan perhatian lebih pada kondisi cuaca di Provinsi Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan akibat dampak siklon tropis 96P di Teluk Carpentaria, Australia dan belokan angin di utara dan selatan Papua. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah di Papua diprediksi akan mengalami peningkatan curah hujan lebat hingga ekstrem.

Kepala Balai Besar BMKG Wilayah V, Yustus Rumakiek menjelaskan, wilayah di Papua berpotensi mengalami hujan ekstrem pada 2-3 Februari. Pada 2 Februari 2025 daerah yang berpotensi adalah Kabupaten Jayapura, Sarmi, Memberamo Raya, Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Nabire, Mimika, Puncak, Puncak Jaya, Tolikara, Yalimo, Pegunungan Bintang, Asmat, Mappi, Merauke, Sorong Selatan, Manokwari, Manokwari Selatan, Fakfak, dan Teluk Bintuni.

Sedangkan pada 3 Februari 2025, potensi hujan ekstrem di Papua terjadi di Kabupaten Sarmi, Biak Numfor, Waropen, Nabire, Puncak, Mimika, Yahukimo, Asmat, Mappi, Boven Digoel, Merauke, Sorong Selatan, Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, dan Teluk Wondarma.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto juga mengingatkan potensi gelombang tinggi sebagai dampak dari adanya bibit siklon tropis berkisar antara 2,5 - 4 meter diprediksikan terjadi di Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudera Hindia selatan Banten hingga NTT, Laut Sawu, perairan Kupang - Pulau Rote, Laut Maluku, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua.

Berdasarkan hasil analisis BMKG, Dwikorita turut meminta pemerintah daerah, pihak terkait dan masyarakat untuk siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Adapun tindakan yang perlu dilakukan untuk antisipasi longsor ialah menghindari berada di kawasan rawan tanah longsor mulai saat hujan, tidak mengganggu/melakukan penggalian pada lereng-lereng di kawasan rawan tanah longsor, dan mewaspadai apabila terjadi tanda-tanda lereng akan longsor. Warga harus segera menghindar dari lereng dan melapor ke aparat yang berwenang untuk segera dilakukan pengamanan lokasi.

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, masyarakat secara berkala harus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan terus memantau perkembangan informasi cuaca terbaru sebagai langkah antisipasi terhadap potensi dampak yang mungkin terjadi," ujar Dwikorita.

Font +
Font -