
UPdates—Calon Praja Angkatan XXXVI Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) bernama Maulana Izzat Nurhadi (20) meninggal usai mengikuti apel malam pendidikan dasar (Diksar) di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Maulana Izzat Nurhadi yang merupakan calon praja IPDN asal Kota Ternate, Maluku Utara, meninggal pada Rabu, 8 Oktober 2025 malam.
Dalam jumpa pers Jumat, 10 Oktober 2025 hari ini, Plt. Wakil Rektor Bidang Hukum, Kerjasama dan Kepegawaian IPDN, Arief M.Edie mengungkap kronologi kematian mendadak Maulana.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu malam sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah apel malam yang dimulai pukul 20.00 WIB, almarhum mengeluh lemas.
Ia kemudian diperiksa dan ditanya kondisinya sembari diberi minum. Maulana sempat dibawa ke KSA untuk diperiksa tensinya sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Universitas Padjadjaran Jatinangor.
Di rumah sakit, kondisi Maulana semakin lemas dan dokter menjelaskan bahwa terjadi henti detak jantung.
Maulana kemudian mengembuskan napas terakhirnya saat mendapat perawatan medis di RS Unpad Jatinangor.
Jenazah kemudian dibawa ke RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk pemulasaraan. Setelah proses pemulasaraan, jenazah Maulana dipulangkan ke Maluku Utara pada Kamis, 9 Oktober 2025.
“Detak jantung itu 70. Tetapi kemudian dinyatakan meninggal dunia,” kata Arief M.Edie dalam jumpa pers sebagaimana dilansir keidenesia.tv pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Arief M, membantah calon praja tersebut meninggal karena kekerasan. Menurutnya, Diksar saat ini hanya latihan baris berbaris saja karena waktunya hanya satu minggu.
"Tidak ada unsur kekerasan sedikitpun. Di dalam tubuh korban juga tidak ada, dibuktikan tidak ada, luka-luka juga tidak ada. Semuanya murni karena beliau, Almarhum henti jantung," tegas Arief.
Kegiatan Diksar Calon Praja ini berlangsung sejak 30 September 2025 dan dijadwalkan selama 12 hari. Dalam kehiatan ini, IPDN bekerja sama dengan Polri.
Arief memastikan Maulana tidak memiliki riwayat penyakit. “Kegiatannya meliputi baris-berbaris, lari pagi dan sore, serta apel malam. Tidak ada kegiatan berlebihan. Jika ada penyakit bawaan, calon praja tidak akan diterima,” tegasnya.
Menurut Arief, sejak awal Maulana merasa sakit dan lemas, pihak kampus langsung menghubungi keluarganya. Mereka terus menjalin komunikasi hingga Maulana dinyatakan meninggal dunia.
“Sejak almarhum sakit hingga dinyatakan meninggal, kami langsung menghubungi orang tuanya,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa keluarga Maulana ikhlas dan menolak autopsi. “Pihak keluarga sudah ikhlas dan menolak dilakukan visum atau autopsi,” tegas Arief.
Maulana rencananya dimakamkan pada Jumat, 10 Oktober 2025, hari ini. “Kami turut berduka cita yang mendalam,” ucap Arief.