UPdates—China pada hari Rabu memperingatkan bahwa sistem pertahanan rudal "Kubah Emas" yang diusulkan Amerika Serikat akan melanggar prinsip penggunaan luar angkasa secara damai.
You may also like : Diterima Malam-malam, Prabowo Merasa Diistimewakan Presiden Tiongkok Xi Jinping
Selain itu, rencana tersebut menimbulkan ancaman terhadap stabilitas strategis global. Itu menurut Global Times yang berbasis di Beijing.
You might be interested : Persamaan dan Perbedaan Paus Robert Prevost - Paus Fransiskus dan Reaksi Trump
Tanggapan tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa meluncurkan rencana pertahanan rudal baru, yang diperkirakan menelan biaya $175 miliar, dengan fokus pada pembangunan kemampuan intersepsi orbital.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan sistem itu akan secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur (AS) di luar angkasa.
"Hal itu membawa implikasi ofensif yang jelas, melanggar prinsip penggunaan ruang angkasa secara damai sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Luar Angkasa (1967)," kata Mao kepada wartawan di Beijing sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari anews, Rabu, 21 Mei 2025.
"Dan akan meningkatkan risiko militerisasi ruang angkasa dan perlombaan senjata, yang akan merusak kerangka kerja keamanan internasional dan pengendalian senjata," lanjutnya.
Ia mengatakan proyek tersebut mengancam keseimbangan strategis global.
"Kami mendesak AS untuk menghentikan pengembangan dan penyebaran sistem pertahanan rudal global dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kepercayaan strategis bersama di antara negara-negara besar dan menjaga stabilitas strategis global," ujarnya.