UPdates—China mengecam seruan Presiden AS Donald Trump kepada warga Iran untuk meninggalkan ibu kota Teheran. Menurut China, pernyataan Trump menambah bahan bakar ke api di tengah konflik Iran-Israel yang sedang berlangsung.
You may also like : Pengadilan Massal 45 Aktivis di Hong Kong, Divonis 4 hingga 10 Tahun
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, seperti yang dilaporkan oleh Global Times yang dikelola pemerintah menyebut Trump bisa memicu konflik yang lebih luas.
You might be interested : Jepang Gagas "NATO Asia"
"Menambah bahan bakar ke api, membuat ancaman, dan memberikan tekanan tidak akan membantu meredakan situasi – itu hanya akan mengintensifkan kontradiksi dan memperluas konflik," kata Guo Jiakun sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Selasa, 17 Juni 2025.
Guo menambahkan bahwa eskalasi ketegangan yang baru di Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun. Ia juga menyerukan pihak-pihak terkait, terutama negara-negara dengan pengaruh khusus atas Israel – yang hampir pasti berarti AS – untuk memikul tanggung jawab mereka dan segera bertindak untuk meredakan ketegangan.
Trump mengatakan sebelumnya pada hari Selasa di Truth Social bahwa setiap orang harus segera mengevakuasi Teheran.
"Iran seharusnya menandatangani 'kesepakatan' yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan, dan membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR," kata Trump.
Ditegaskan Guo, prioritas utama saat ini mestinya adalah menghentikan permusuhan, mengambil langkah-langkah efektif untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
"Dan mencegah ketidakstabilan yang lebih besar di kawasan tersebut. Kembali ke dialog dan negosiasi untuk penyelesaian politik mencerminkan konsensus luas dari komunitas internasional," ujarnya.
Pernyataan tersebut menyusul pernyataan bersama pada hari Senin oleh menteri luar negeri 21 negara yang mengutuk serangan udara Israel terhadap Iran dan menyerukan de-eskalasi regional, pelucutan senjata nuklir tanpa selektivitas, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Inisiatif tersebut melibatkan Turki, Yordania, Uni Emirat Arab, Pakistan, Bahrain, Brunei, Chad, Gambia, Aljazair, Komoro, Djibouti, Arab Saudi, Sudan, Somalia, Irak, Oman, Qatar, Kuwait, Libya, Mesir, dan Mauritania.
Beijing menyambut baik pernyataan bersama Mesir dan negara-negara Arab, Islam, dan Afrika lainnya serta memuji upaya mereka untuk meredakan situasi.
Selain menuduh Trump menjadi "provokator", Guo juga menyatakan kekhawatiran mendalam terkait serangan Israel yang menyasar TV pemerintah Iran.
Ia mendesak semua pihak untuk segera mengambil tindakan guna meredakan ketegangan sesegera mungkin dan mencegah kawasan tersebut jatuh ke dalam kekacauan yang lebih besar.
Menurutnya, gencatan senjata dan berakhirnya perang merupakan urgensi yang sangat utama. "Dan hanya dialog dan konsultasi yang dapat membawa perdamaian abadi," tegas Guo.
Secara terpisah, Kedutaan Besar Tiongkok di Tel Aviv pada hari Selasa mendesak warganya untuk meninggalkan Israel secepat mungkin.
Guo mengatakan Kementerian Luar Negeri dan kedutaan besar sedang berupaya untuk segera mengevakuasi warga Tiongkok dari Iran dan Israel.
Ketegangan regional telah meningkat sejak Jumat, ketika Israel melancarkan serangan udara di beberapa lokasi di seluruh Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang mendorong Teheran untuk melancarkan serangan balasan.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan rudal Iran sejak saat itu.
Sementara Iran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka dalam serangan Israel.