UPdates—Sejumlah tradisi lama yang masih terus dipertahankan membuat kalangan perempuan dalam dilema dan kesulitan luar biasa. Para wanita, termasuk gadis-gadis kadang dipaksa melakukan hal yang tidak mereka inginkan.
Salah satu contohnya di Mauritania, Afrika Utara. Gadis-gadis muda di sana dipaksa makan makanan yang tidak sehat dan berkalori tinggi agar mereka gemuk dan menarik bagi calon pelamar mereka.
Praktik ini, yang disebut leblouh atau gavage, sudah populer selama beberapa abad terakhir di negara yang rawan kekeringan ini.
Di wilayah ini, obesitas di kalangan perempuan dirayakan dan gadis-gadis yang kelebihan berat badan lebih unggul daripada rekan-rekan mereka yang kurus.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Huff Post, Rabu, 23 Juli 2025, gadis-gadis berusia enam tahun dikirim ke kamp-kamp "penggemukan" khusus selama liburan sekolah.
Di kamp itu, mereka dipaksa minum 20 liter susu dan makan setidaknya dua kilogram millet, dan dua cangkir mentega setiap hari.
Gadis-gadis yang tidak patuh dihukum dan terkadang dipaksa menelan muntahan mereka jika mereka muntah. Asupan hariannya mencapai 16.000 kalori.
Meskipun perubahan sikap terlihat jelas di masyarakat perkotaan setelah kampanye penyadaran oleh pemerintah, kultus obesitas terus merusak kehidupan perempuan muda di pedesaan Mauritania.
Praktik ini, di banyak wilayah, telah berubah menjadi mengerikan karena anak-anak perempuan kini mengonsumsi obat-obatan terlarang, steroid, dan bahkan hormon pertumbuhan hewani untuk menggemukkan badan.