Didarul Islam (Foto: Akun NYPD News X/handout/Getty Images)

Didarul Islam, Polisi dan "Guru" Pemuda Muslim New York Tewas Sebagai Pahlawan di Penembakan Massal, Istri Sedang Hamil

29 July 2025
Font +
Font -

UPdates—Didarul Islam, seorang polisi Muslim yang sedang bertugas tewas bersama tiga warga lainnya dalam serangan penembakan di sebuah gedung perkantoran di distrik sibuk New York City pada Senin waktu Amerika Serikat.

You may also like : pisang mahalPisang yang Ditempel di Dinding Terjual Rp98 Miliar di Lelang Seni

Polisii berusia 36 itu ditembak mati saat menjaga keamanan lokasi di Park Avenue. Para pejabat mengatakan ia bermigrasi ke AS dari Bangladesh, memiliki dua anak, dan istrinya saat ini sedang mengandung anak ketiga mereka. Pejabat setempat mengatakan, ia meninggal sebagai pahlawan.

You might be interested : penembakan alabama apPenembakan Massal di Kampus Alabama, 17 Tewas dan Terluka

Memberi penghormatan kepada mendiang petugas tersebut, Wali Kota New York Eric Adams mengatakan bahwa Didarul melakukan apa yang terbaik yang bisa ia lakukan, yakni menyelamatkan nyawa. "Ia melindungi warga New York," kata Eric Adams sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari BBC, Selasa, 29 Juli 2025.

Tiga warga sipil, dua pria dan satu wanita, juga tewas, kata Adams. Rincian tentang mereka belum dipublikasikan. Seorang pria lain berada dalam kondisi kritis.

Terduga pelaku penembakan tunggal, Shane Tamura, pria berusia 27 tahun asal Nevada, juga tewas akibat luka tembak di dada yang dilakukannya sendiri.

Menurut petugas, pelaku memiliki riwayat kesehatan mental yang terdokumentasi, dan motif potensialnya belum diketahui.

Tamura diyakini menembak mati Didarul Islam terlebih dahulu saat memasuki gedung pencakar langit di 345 Park Avenue. Ia kemudian menyerang orang lain, naik ke lantai 33 gedung tersebut sebelum menembak dirinya sendiri.

Sebuah unggahan di akun Departemen Kepolisian New York (NYPD) di X mengatakan Didarul Islam mewakili yang terbaik dari departemen mereka. "Ia melindungi warga New York dari bahaya ketika hidupnya secara tragis berakhir hari ini," kata NYPD.

Dalam konferensi pers, Komisaris Polisi kota Jessica Tisch mengatakan bahwa mendiang petugas tersebut bertugas di Distrik ke-47 NYPD, di Bronx.

"Dia melakukan pekerjaan yang kami minta. Dia mempertaruhkan nyawanya. Dia melakukan pengorbanan terbesar. Dia meninggal sebagaimana dia hidup - seorang pahlawan," kata Tisch.

Dalam konferensi pers, Adams mengatakan bahwa mendiang petugas polisi itu adalah warga New York sejati. "Tidak hanya dengan seragam yang dikenakannya tetapi juga dengan semangat dan energinya mencintai kota ini," ujarnya.

Wali Kota mengatakan bahwa ia telah bertemu keluarga Didarul Islam setelah serangan itu, dan telah menyatakan kekagumannya kepada mendiang petugas polisi tersebut, yang telah mengabdi di pekerjaannya selama lebih dari tiga tahun.

"Ini adalah putra tunggal ayahnya. Saya memikirkan Jordan, anak saya, dan tak terbayangkan mengalami kehilangan sebesar ini," renung Wali Kota

New York Times melaporkan, anggota komunitas Bangladesh Islam di Bronx menghabiskan Senin malam mengunjungi rumah mendiang petugas polisi tersebut, yang ia tinggali bersama keluarga dan orang tuanya.

Mereka menceritakan kepada surat kabar tersebut bagaimana Didarul Islam telah bermigrasi ke AS dan menjadi petugas keamanan di sebuah sekolah sebelum menjadi polisi.

Mereka mengatakan Didarul Islam adalah anggota aktif di masjidnya yang telah membimbing para pemuda di daerah tersebut.

Salah satu anak didik Didarul Islam, Marjanul Karim, menjelaskan mengapa sang polisi pindah dari sekolah ke profesi yang dianggap kurang aman.

"Dia ingin meninggalkan warisan untuk keluarganya, sesuatu yang bisa mereka banggakan," kata Karim.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

gus dur

Gus Dur

“Saya takut terjebak dalam budaya yang kecil, dalam pandangan yang sempit, dalam lingkungan yang sama”
Load More >