UPdates—Iran melancarkan dua gelombang serangan beberapa jam setelah Amerika Serikat mengebom situs nuklir mereka. Serangan rudal Iran menghancurkan bangunan di Tel Aviv dan kota lainnya.
You may also like : 
Demo 'Hands Off' di Seluruh AS Menentang Trump dan Elon Musk
Media Israel, Ynet melaporkan, Iran meluncurkan lebih dari 30 rudal balistik ke Israel pada Minggu pagi. Itu menurut mereka menandai salah satu serangan paling intens sejak pertempuran dimulai.
You might be interested : 
Sudah Pakai Rudal Hipersonik Fattah-1, Iran Bilang Perang Baru Dimulai
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv pada Minggu, 22 Juni 2025, media Israel itu menyebut dampak signifikan terlihat di Tel Aviv, Haifa, dan Ness Ziona.
Rumah sakit di seluruh negeri melaporkan sedikitnya 23 orang terluka. Satu orang dievakuasi dalam kondisi sedang dan sisanya dengan cedera ringan.
Beberapa lainnya dirawat karena syok. Gambar dan video yang beredar daring menunjukkan kerusakan yang meluas pada bangunan dan properti.
Pejabat senior pertahanan Israel berkumpul pada Minggu pagi untuk melakukan penilaian situasi darurat setelah serangan udara Amerika terhadap situs nuklir Iran.
Meskipun Teheran mendapat pukulan berat, sumber keamanan Israel mengantisipasi serangan balik Iran—dan pada pukul 7:30 pagi, peluncuran rudal dari Iran terdeteksi.
Menanggapi serangan Iran, Angkatan Udara Israel melanjutkan serangannya sendiri di seluruh Iran. Tepat sebelum pukul 7:00 pagi, jet Israel juga mencegat dua pesawat nirawak di atas wilayah Arava yang kemungkinan diluncurkan dari Iran.
Sebelumnya, pesawat Israel menargetkan posisi Hizbullah di Lebanon selatan. IDF telah meningkatkan tingkat kewaspadaan di sepanjang perbatasan utara, mengantisipasi Hizbullah mungkin melancarkan serangan solidaritas terhadap Israel.
Intelijen Israel sekarang sedang mengevaluasi tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh AS pada infrastruktur nuklir Iran.
Menurut penilaian Israel, serangan AS terhadap fasilitas Fordow yang diumumkan Donald Trump berhasil dan menghancurkan lokasi pengayaan.
Di Natanz, pasukan AS dilaporkan menyelesaikan penghancuran yang dimulai oleh serangan Israel sebelumnya. Di Isfahan, situs bawah tanah yang dijaga ketat yang menyimpan material yang diperkaya mengalami apa yang diyakini sebagai kerusakan parah.
Meski begitu, media Iran melaporkan bahwa tidak ada kerusakan berarti dari serangan AS. Mereka bahkan menyebut kerusakan hanya terjadi pada terowongan. Iran juga menegaskan mereka sudah mengantisipasi serangan itu sejak awal.
Setelah serangan Amerika yang menjadi pengumuman keterlibatan mereka dalam perang, TV pemerintah Iran mengeluarkan ancaman.
“Setiap warga negara atau tentara Amerika di wilayah tersebut sekarang menjadi target yang sah,” tegas mereka.
