Kondisi memprihatinkan anak-anak di Gaza setelah banjir melanda tenda pengungsian mereka. (Foto: X)

Diterjang Banjir dan Badai, Anak Gaza: Ya Tuhan, Kami Sedang Tenggelam, di Manakah Manusia?

16 December 2025
Font +
Font -

UPdates—Ribuan tenda yang menampung pengungsi Palestina di Jalur Gaza terendam banjir setelah hujan deras yang dipicu oleh sistem cuaca bertekanan rendah baru pada Selasa pagi.

You may also like : brigade al qassamBrigade Al-Qassam Hamas Bunuh 7 Tentara Israel di Gaza

Saksi mata mengatakan kepada Anadolu bahwa ribuan tenda pengungsi terendam banjir dan diterbangkan oleh angin kencang yang telah melanda Jalur Gaza sejak Senin malam.

You might be interested : serang israel iranwire1Warganya Sembunyi Berjam-jam, Israel "Minta" Setop Tembakkan Rudal, Iran tak Mau sebelum Ngaku Menyesal

"Kami terbangun karena suara angin kencang menerpa tenda kami. Kami mencoba mengamankannya dan menahannya, tetapi angin mencabut tenda itu, dan semua barang-barang kami terbang terbawa angin," kata Khaled Abdel Aziz, seorang warga Palestina sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Anadolu, Selasa, 16 Desember 2025.

"Saya di luar bersama istri dan anak-anak saya, duduk di tengah hujan. Tidak ada tempat untuk berlindung," keluh Abdel Aziz.

Ratusan warga Palestina mencoba berlindung dari air hujan di bawah reruntuhan bangunan yang dihancurkan oleh tentara Israel di Kota Gaza, menurut saksi mata.

Sementara itu, Maha Abu Jazar, seorang warga Palestina, berlarian tanpa daya bersama ketiga anaknya setelah air hujan benar-benar menenggelamkan tendanya di lingkungan Al-Mawasi, sebelah barat Khan Younis, di Jalur Gaza selatan.

Video-video yang dipantau Keidenesia.tv di X menunjukkan bagaimana penderitaan warga Gaza, termasuk anak-anak. Mereka menggigil di dalam tenda yang dipenuhi air.

Rekaman lainnya memperlihatkan seorang anak laki-laki menunjukkan kondisi tenda tempatnya mengungsi yang benar-benar memprihatinkan.

“Ya Tuhan, kami sedang tenggelam. Di manakah manusia? Di manakah umat Islam?” ujarnya diselingi teriakan putus asa.

Tak hanya tenda-tenda pengungsi, Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza juga terkena dampak badai dan hujan. Terutama bagian penerimaan dan gawat darurat.

Rumah Sakit Al-Shifa, kompleks medis terbesar di Jalur Gaza, telah menjadi sasaran banyak serangan Israel selama dua tahun genosida dan mengalami kerusakan parah.

Upaya rehabilitasi Kementerian Kesehatan Gaza setelah gencatan senjata gagal karena Israel mencegah masuknya peralatan yang dibutuhkan.

Secara terpisah, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, memperingatkan bahwa ribuan rumah yang sebagian hancur selama genosida Israel berisiko runtuh kapan saja karena hujan dan angin kencang.

“Rumah-rumah ini menimbulkan bahaya besar bagi kehidupan ratusan ribu warga Palestina yang tidak menemukan tempat berlindung. Kami telah berulang kali memperingatkan dunia, tetapi tidak ada hasilnya,” kata Basal kepada Anadolu.

Setidaknya 14 orang tewas dalam badai musim dingin di Gaza pekan lalu. Saat ini, lebih dari 27.000 tenda pengungsi terendam banjir, tersapu arus deras, atau hancur diterjang angin kencang, dan 13 bangunan runtuh di seluruh Gaza.

Hampir 250.000 keluarga saat ini tinggal di kamp-kamp pengungsi di seluruh Jalur Gaza, banyak yang menghadapi cuaca dingin dan banjir di dalam tenda-tenda yang rapuh, menurut Pertahanan Sipil.

Meskipun gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober, kondisi kehidupan di Gaza belum membaik, karena Israel terus memberlakukan pembatasan ketat terhadap masuknya truk bantuan, melanggar protokol kemanusiaan dari perjanjian tersebut.

Israel membunuh lebih dari 70.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 171.100 lainnya dalam serangan di Gaza sejak Oktober 2023, yang terus berlanjut meskipun ada gencatan senjata.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

Bertrand Russell

“Perang tidak menentukan siapa yang benar, hanya siapa yang tersisa.”
Load More >