UPdates—Dua pilot Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditembak jatuh pada hari Minggu di Laut Merah. Militer AS menduga insiden itu sebagai "tembakan kawan".
Peristiwa itu menjadi insiden paling serius yang mengancam pasukan AS dalam lebih dari setahun Amerika menargetkan pemberontak Houthi Yaman.
Kedua pilot berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup setelah melontarkan diri dari pesawat mereka yang tertembak. Satu orang dilaporkan menderita luka ringan.
You might be interested : Pelajar Perempuan Tembaki Guru dan Temannya, 3 Tewas dan 6 Terluka
Penembakan itu menggarisbawahi betapa berbahayanya koridor Laut Merah akibat serangan yang terus berlanjut oleh Houthi yang didukung Iran meskipun koalisi militer AS dan Eropa berpatroli di daerah tersebut.
Militer AS sejak itu melakukan serangan udara yang menargetkan pasukan Houthi Yaman, meskipun Komando Pusat militer AS tidak menjelaskan lebih lanjut tentang misi mereka dan tidak segera menanggapi pertanyaan dari The Associated Press.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari NPR, Minggu, 22 Desember 2024, Komando Pusat mengatakan, jet tempur F/A-18 yang ditembak jatuh baru saja terbang dari dek kapal induk USS Harry S. Truman.
Pada tanggal 15 Desember, Komando Pusat mengakui bahwa Truman telah memasuki Timur Tengah, tetapi belum menyebutkan secara spesifik bahwa kapal induk dan kelompok tempurnya berada di Laut Merah.
"Kapal penjelajah rudal berpemandu USS Gettysburg, yang merupakan bagian dari Kelompok Serang Kapal Induk USS Harry S. Truman, secara keliru menembaki dan mengenai F/A-18," kata Komando Pusat dalam sebuah pernyataan.
Dari keterangan militer, pesawat yang ditembak jatuh adalah jet tempur F/A-18 Super Hornet dua tempat duduk yang ditugaskan ke "Red Rippers" dari Strike Fighter Squadron 11 dari Pangkalan Udara Angkatan Laut Oceana, Virginia.
Belum jelas bagaimana Gettysburg dapat salah mengira F/A-18 sebagai pesawat atau rudal musuh, terutama karena kapal-kapal dalam kelompok tempur tetap terhubung oleh radar dan komunikasi radio.
Namun, Komando Pusat mengatakan bahwa kapal perang dan pesawat sebelumnya menembak jatuh beberapa pesawat nirawak Houthi dan rudal jelajah antikapal yang mereka luncurkan.
Sejak kedatangan Truman, AS telah meningkatkan serangan udaranya yang menargetkan Houthi dan tembakan rudal mereka ke Laut Merah dan daerah sekitarnya. Namun, kehadiran kelompok kapal perang Amerika memicu serangan baru dari Houthi, seperti yang dilihat USS Dwight D. Eisenhower awal tahun ini. Pengerahan itu menandai apa yang digambarkan Angkatan Laut sebagai pertempuran paling intens sejak Perang Dunia II.
Pada Sabtu malam dan Minggu dini hari, pesawat tempur AS melakukan serangan udara yang mengguncang Sanaa, ibu kota Yaman yang telah dikuasai Houthi sejak 2014.
Komando Pusat menggambarkan serangan itu menargetkan fasilitas penyimpanan rudal dan fasilitas komando dan kendali tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Media yang dikendalikan Houthi melaporkan serangan di Sanaa dan sekitar kota pelabuhan Hodeida, tanpa memberikan informasi korban atau kerusakan. Di Sanaa, serangan tampaknya secara khusus menargetkan lereng gunung yang dikenal sebagai lokasi instalasi militer.
Houthi telah menargetkan sekitar 100 kapal dagang dengan rudal dan pesawat nirawak sejak perang Israel-Hamas di Jalur Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Kelompok Houthi juga terus menyerang Israel dengan pesawat nirawak dan rudal, yang mengakibatkan serangan udara balasan Israel.